Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Masyarakat Indonesia Masih Lihat Figur saat Memilih Parpol

Indriyani Astuti
05/6/2021 15:21
Masyarakat Indonesia Masih Lihat Figur saat Memilih Parpol
Ilustrasi tokoh dalam Partai Politik(MI/Duta)

DIREKTUR Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan kecenderungan pemilih di Indonesia masih didominasi faktor ketokohan. Pada rilis hasil survei yang dilakukan lembaganya, Adi mengatakan sekitar 22,9% responden masih melihat tokoh dalam partai politik ketika memberikan suaranya dalam pemilihan umum (pemilu).

"Misalnya Joko Widodo atau Megawati (PDI Perjuangan), Prabowo Subianto (Gerindra), Gus Dur (untuk Partai Kebangkita Bangsa/PKB). Memori masyarakat ketika memilih terafiliasi pada sosok figur kunci," ujar Adi dalam rilis hasil survei bertajuk "Peta Politik Menuju 2024 dan Isu Politik Mutakhir" yang digelar secara daring, Sabtu (5/6).

Adi menjelaskan, dari 1200 responden yang diwawancara melalui telepon, dengan margin of error sekitar 2,9% dan survei dilakukan 23-28 Mei 2021, masyarakat yang mendasarkan pilihannya pada alasan rasional seperti visi-misi, kinerja dan program calon presiden dan wakil presiden relatif sedikit. Jumlahnya hanya 10,5%. Lalu faktor lain, imbuh dia, adalah faktor sosiologis (3,2%).

Ia menyampaikan, saat ini partai politik masih khawatir meskipun pemilu masih akan berlangsung tiga tahun lagi.

"Keserentakan pemilu membuat parpol khawatir karena belum kelihatan peta politik yang sesungguhnya," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Adi juga memaparkan mengenai elektabilitas partai politik untuk pemilu 2024 yang dipotret dari hasil surveinya. Ia menyebut PDI Perjuangan menempati posisi puncak disusul Gerindra, kemudian Partai Golkar, Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera, dan Nasdem. Menurutnya, partai-partai politik tersebut, yang kini punya kursi di parlemen berpotensi lolos kembali pada pemilu 2024.

"Kemungkinan besar relatif akan masuk ke senayan dengan ketentuan ambang batas parlemen 3,5 hingga 4%," ucapnya.

Baca juga: NasDem Perkuat Citra Partai Politik Inklusif

Disampaikan pula olehnya, faktor-faktor yang membuat masyarakat memilih partai politik tertentu. Pertama, faktor citra dan emosional sebesar 18,2% dari hasil survei. Hal itu, terangnya, dipengaruhi antara lain citra partai dan pemberitaan media. Kedua, faktor keluarga, lingkungan dan party ID sebesar 14,2%, ketiga faktor sosiologis besarannya 9,1%. Adi mengatakan faktor ini cenderung ada di masyarakat memilih partai politik karena afiliasi agama atau organisasi masyarakat tertentu.

Terakhir memilih partai politik karena alasan/faktor rasional (6.0%) seperti visi dan misi, program kerja, dan lain-lain. Akan tetapi, lanjut Adi, faktor ini kurang kurang dominan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya