Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Sistem RS Kolaps, Pasien Covid-19 India Tergeletak di Jalanan

Atikah Ishmah Winahyu
24/4/2021 11:14
Sistem RS Kolaps, Pasien Covid-19 India Tergeletak di Jalanan
Relawan NGO memohon kepada warga India untuk mengenakan masker(AFP/DIPTENDU DUTTA )

SAUDARA Shayam Narayan, yang mengidap covid-19, membawanya dari becak ke troli rumah sakit di ibu kota India, New Delhi, agar segera mendapat perawatan.

Namun, hanya selang beberapa menit kemudian, mereka mendapat kabar bahwa Narayan sudah meninggal dunia.

Narayan adalah salah satu korban terbaru dari gelombang kedua virus korona yang melanda India. Saudara laki-lakinya pertama kali membawanya ke rumah sakit pada Jumat (23/4) pukul 6 pagi. Tetapi mereka mengatakan staf menganggapnya cukup sehat untuk kembali ke rumah.

Sepuluh jam kemudian, kondisinya semakin memburuk sehingga mereka kembali ke rumah sakit. Tapi rupanya sudah terlambat untuk menyelamatkan Narayan.

"Sistemnya (kesehatan) rusak," kata adik laki-lakinya, Raj.

Baca juga: Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Garuda Setop Penerbangan ke India

Narayan yang memiliki lima anak, meninggal tanpa dirawat di rumah sakit atau dibawa ke kamar mayat, yang berarti kematiannya tidak mungkin dihitung secara resmi dalam meningkatnya jumlah korban covid-19 di kota itu.

Untuk hari kedua berturut-turut, jumlah infeksi selama 24 jam di negara itu lebih tinggi daripada yang pernah tercatat di mana pun di dunia sejak pandemi dimulai tahun lalu, yakni mencapai 332.730 kasus.

Sekitar 2.263 orang tewas, dengan lebih dari 300 di antaranya berada di Delhi, angka yang hampir pasti konservatif.

Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, di timur laut ibu kota India, adalah salah satu dari banyak rumah sakit yang berjuang melawan kekurangan oksigen dan kurangnya ruang perawatan. Pasien meninggal di troli di luar rumah sakit, seperti Narayan.

Pengawas medis rumah sakit tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

"Karena peningkatan eksponensial dalam kasus covid-19 di Delhi, semua rumah sakit kelebihan beban," kata juru bicara pemerintah Delhi.

"Di Rumah Sakit GTB, pasien datang dengan ambulans meskipun tidak tersedia tempat tidur. Meskipun demikian, pemerintah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan perawatan kepada semua pasien di beberapa fasilitas atau yang lain,” tambahnya.

Pencarian tiga hari

Sebanyak 400 tempat tidur perawatan intensif covid-19 rumah sakit pemerintah juga penuh. Tapi itu tidak menghentikan pasien yang terengah-engah untuk datang setiap beberapa menit dengan ambulans dan bajaj.

Belasan orang menunggu berjam-jam di troli untuk masuk. Sementara yang lainnya, seperti Narayan, meninggal sebelum diterima rumah sakit.

"Staf melakukan yang terbaik tetapi tidak ada cukup oksigen," kata Tushar Maurya, yang ibunya sedang dirawat di rumah sakit.

Setelah ditolak masuk ke ICU, seorang pria terhuyung-huyung saat dia mencoba kembali ke bajaj. Beberapa menit kemudian, dia kembali pingsan. Dimasukkan ke atas tandu, lengannya membentur pintu ICU sementara penjaga mengawasi.

Seorang pria lain menggeliat kesakitan di belakang ambulans, sendirian, saat mobil itu melaju dengan pintu belakang terbuka.

Tabung oksigen orang ketiga yang berbaring di bawah sinar matahari habis dan keluarganya buru-buru menggantinya.

Rekaman dari dalam bangsal menunjukkan beberapa pasien duduk di dua tempat tidur dan ruang lantai yang hampir tidak cukup untuk orang lain berdiri.

"Mereka seperti binatang ternak di sana," kata seorang pria setelah keluar.

Meskipun kekurangan tempat tidur, banyak yang merasa mereka tidak punya pilihan selain kembali setelah ditolak masuk ke rumah sakit covid-19 lain yang terbebani. PUn memohon kepada staf untuk menerima orang yang mereka cintai.

Saat ini, dasbor online menunjukkan hanya 22 tempat tidur ICU yang tersedia di Delhi dari 4.500 lebih.

"Kami sudah berkeliling selama tiga hari mencari tempat tidur," kata seorang pria bernama Irfan, yang istrinya duduk tak bergerak di trotoar.(Straitstimes/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya