Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pelaku Serangan Teroris di Mabes Polri Diduga Simpatisan ISIS

M. Iqbal Al Machmudi
31/3/2021 21:19
Pelaku Serangan Teroris di Mabes Polri Diduga Simpatisan ISIS
Mabes Polri memperketat penjagaan usai serangan teror tadi sore(Antara/Muhamamd Adimaja)

PENGAMAT Terorisme, Muhammad Jibril Abdul Rahman menilai pola penyerangan teroris yang terjadi di Mabes Polri sore tadi masih sama seperti yang dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Suriah/ISIS).

"Kita menunggu hasil dari investigasi kepolisian dulu tetapi ini sangat bisa saya yakini bahwa penembakan dilakukan oleh kelompok yang basis ideologinya mengarah ke ISIS," kata Jibriel saat dihubungi, Rabu (31/3).

Pola tersebut menurutnya sudah jamak dilakukan sebelumnya di negara-negara konflik seperti Suriah, Irak dan lainnya dengan mengandalkan perempuan, anak-anak atau remaja.. Sehingga serangan tersebut bisa saja terinspirasi dengan aksi ISIS atau bahkan pelaku penyerangan direkrut dari ISIS.

Menurutnya aksi terorisme yang dilakukan ISIS sendiri selalu menghalalkan segala cara untuk menyampaikan tujuan yakni menyebarkan propaganda.

"Yang terjadi di Mabes Polri tadi pasti ada indikator yakni menjadikan lahan yang empuk untuk menghajar polisi, mungkin secara nyawa mungkin tidak akan membunuh secara gampang, tetapi secara propaganda ini kan diliput lalu bertaburan-lah konspirasi di masyarakat," ujarnya.

Baca juga : Pakar Sebut Serangan ke Mabes Polri Bentuk Bunuh Diri Terencana

Selain itu, para pelaku yang melakukan aksi pada jam pulang kantor atau 16.30 WIB dinilai sudah dipikirkan oleh para pelaku sehingga bisa masuk dan melakukan aksi di lingkungan Mabes Polri dengan menggnakan senjata.

"Analisa saya itu kan waktu istirahat. Saya melihat penjagaan di Mabes juga tidak terlalu ketat karena Mabes kan tempat pelayanan masyarakat sehingga penyerangan tersebut masuknya di waktu lalai. Ketika perhatian fokus pada pengeboman di Makassar mungkin mereka tidak kepikiran kalau markasnya diserang," katanya.

Jibriil menambahkan, digunakannya pemuda dan anak-anak juga menjadi salah satu pola serangan teroris. Hal itu karena basis anak muda yang keyakinannya masih mudah goyah dan keilmuannya rendah membuat mereka sering dimanfaatkan untuk dijadikan pelaku bom bunuh diri untuk membangun propaganda

"Sehingga menurut saya biasanya tidak memiliki basis keluarga yang tidak kuat, atau orang yang mencari ketenangan sehingga terpangaruh inspirasi dari mana pun. Sehingga ISIS itu melakukan aksinya serampangan bahkan kantor PNS pun bisa, karena mereka menganggap yang berbasis pemerintah adalah musuh tidak melihat aparat atau tidak," jelasnya..

"Sehingga dilihat polanya saya yakin ini ISIS karena mereka menghalalkan segala cara yang penting tujuannya sampai. Salah satu targetnya mungkin yakni bisa menembus markas polisi sehingga propaganda terjadi, jadi mereka mati secara fisik tetapi menang secara propafanda," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya