Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Hadapi Perang Generasi Ke-5, Pemahaman Sejarah Dioptimalkan

Tri Subarkah
30/3/2021 14:00
Hadapi Perang Generasi Ke-5, Pemahaman Sejarah Dioptimalkan
Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemhan, Marsma TNI Penny Rajendra di Dinas Sejarah Angkatan Darat, Selasa (30/3).(MI/Tri Subarkah )

SEKETARIS Dinas Sejarah AD, Kolonel Joko Hadi Susilo, mengatakan rasa nasionalisme dan kesadaran akan identitas bersama sangat diperlukan dalam era revolusi industri 4.0. Pasalnya, telah terjadi perubahan spektrum perperangan saat ini disebut sebagai perang generasi kelima.

Perang model ini, lanjut Joko, adalah bentuk perang yang menggunakan media massa dan internet sebagai sarana untuk menghancurkan ekonomi, politik, transportasi, dan aspek lain dari negara sasaran.

"Bila kita melihat maraknya fenomena hoaks di Indonesia akhir-akhir ini, nampaknya perang generasi kelima sedang melanda negara kita," kata Joko kunjungan kerja ke Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad) di Bandung, Jawa Barat, bertajuk 'Defence Tour' Kemhan 2021, Selasa (30/3).

Untuk menghadapi perang generasi kelima itu, Joko menyebut Dinas Sejarah TNI AD hadir sebagai lembaga kesejarahan yang terpercaya dan modern. Ia menyebut Disjarahad berupaya meluruskan sejarah yang telah lama dibelokkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Disjarahad saat ini mengembangkan lima fungsi yang saling terkait satu sama lain, yakni dokumen, penulisan sejarah, perpustakaan, museum dan monumen, serta tradisi. 

Baca juga: Pekan Depan, DPR Panggil Pertamina Soal Kebakaran Kilang Balongan

Dalam kesempatan itu, Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemhan, Marsma TNI Penny Rajendra, menyebut sejarah merupakan hal paling mendasar bagi semua negara. Menurutnya, saat ini dunia dihadapkan dengan perang pemikirian (information warfare).

"Kalau kita sedang bertarung dengan kepentingan yang lain, kita kalah karena melupakan sejarah sendiri. Seharusnya kita memperjuangkan kepentingan nasional kita berdasarkan pertimbangan-pertimbangan masa lau, masa kini, dan masa depan. Ini yang sangat mendasar," ujar Penny. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya