Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TOKOH pemuda Papua mengapresiasi pemerintah dalam menangani dan menyelesaikan investigasi kasus penembakan di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada September 2020.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo, yang memang beliau punya hati dan niat yang tulus untuk memperbaiki situasi dan keadaan yang akhir akhir ini terus terjadi,” kata tokoh pemuda Papua Victor Abraham Abaidata.
Victor yang juga anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya mengatakan penyelesaian seperti membentuk TGPF akan membuat persoalan di Papua akan bisa didekati dengan baik dan konstruktif ketika rakyat Papua bisa hidup damai di bawah pengamanan TNI.
“Pendekatan pembangunan terhadap manusia itu jauh lebih penting sehingga apa yang dilakukan TGPF adalah bagian dari pintu masuk untuk memulihkan keadaan Papua, untuk memulihkan kembali kepercayaan orang Papua terhadap negara, terhadap pemerintah. Karena satu hal tantangan terberat kita ke depan adalah bagaimana menghadapi generasi milenial, generasi abad ini yang jauh lebih kritis.”
Pendeta Henok Bagau, tokoh agama Intan Jaya yang dekat dengan Pendeta Yeremias Zanambani, yang tertembak di Intan Jaya pada 19 September lalu, menilai upaya pengungkapan fakta seperti itu akan membuat warga Papua semakin percaya pada pemerintah pusat.
Di dalam tim investigasi, Pendeta Henok mengaku bekerja sama baik dengan unsur TNI, Polri, maupun BIN, yang sedikit pun tidak membatasi dirinya untuk bersuara.
Diplomat senior yang pernah menjadi duta besar Indonesia di PBB, Makarim Wibisono, menilai arti strategis upaya pemerintah itu dari sisi hak asasi manusia. Menurutnya, cara penyelesaian seperti itu akan mampu memperbaiki nama Indonesia di bidang HAM. Apalagi,
tokoh-tokoh yang terlibat di dalam tim dipercaya publik.
“Masyarakat merasa atau melihat bahwa pelanggaran HAM itu sebagai luka bangsa. Jadi, adanya usaha dari pemerintah untuk membentuk TGPF ini menunjukkan iktikad dari pemerintah untuk memperjelas masalahnya itu.” (Ant/Medcom.id/P-1)
Semua pihak diminta untuk tidak melibatkan masyarakat sipil dalam menangani konflik bersenjata yang kerap terjadi di daerah Intan Jaya, Papua.
Tokoh perempuan Papua, Rehina Belau menyebut ada tiga kelompok kriminal bersenjata yang hingga saat ini masih menjadi musuh nyata bagi aparat TNI/Polri di Kabupaten Intan Jaya.
Polda Papua menyebut bahwa tidak terjadi pengungsian di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pasca-kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan menembak warga sipil di Kampung Bilogai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Senin (8/2/2021).
Kelompok kriminal bersenjata dilaporkan telah menembak mati warga sipil Boni Bagau di perbatasan Distrik Sugapa-Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya karena dituduh mata-matan TNI/Polri.
Diketahui Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan pemerintah telah menyelesaikan laporannya terhadap penyelidikan kasus-kasus tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved