Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
TIM Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya akan menyerahkan kesimpulan atas temuan dan keterangan 42 saksi kepada Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD pada Senin (19/10) mendatang.
Hasil investigasi yang berlangsung pada 1-17 Oktober, juga disertai rekomendasi untuk pengungkapan kasus pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani.
"Mohon kami bukan penyidik, nanti ada giliran penyidik berbicara (mengenai pelaku pembunuhnya). Menyangkut capaian tim akan disampaikan langsung oleh Pak Menko Polhukam," ujar Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Benny J Mamoto dalam keterangan virtual, Sabtu (17/10).
Baca juga: Dosen UGM yang Ditembak di Papua Dievakuasi ke Jakarta
Menurut Benny, berkat anggota TGPF yang beragama latar belakang, tugas investigasi di Intan Jaya, Papua, selama 14 hari bisa diselesaikan. Padahal, tempat kejadian sangat sulit ditembus, serta adanya perbedaan budaya yang dikhawatirkan menjadi hambatan.
"Tapi ternyata Pak Mahfud telah menyusun tim yang terdiri dari akademisi, kejaksaan, pejabat polhukam, hingga tokoh agama. Tim ini begitu solid dan penuh semangat. Itu yang membuat kita bisa mencapai target," paparnya.
Lebih lanjut, dia menyatakan TGPF telah mengumpulkan data, verifikasi informasi, berkomunikasi dengan tokoh agama dan masyarakat, untuk mencari fakta yang sebenarnya. Transparansi hasil kerja TGPF juga dapat dibuktikan.
Baca juga: Investigasi Penembakan di Intan Jaya, Komnas HAM Butuh Satu Bulan
"Saya melihat keterwakilan pihak yang mengadukan (peristiwa di Intan Jaya) dalam tim TPGF. Itu salah satu bentuk transparansi," tukasnya.
Benny mengatakan TGPF bekerja dengan penuh keterbukaan dan kebebasan dalam menelusuri peristiwa di Intan Jaya.
"Foto yang akan berbicara tentang yang terjadi di sana. Rekaman yang berbicara penggalian informasi berjalan dalam suasana nyaman. Kami fokus pendekatan kultural, sehingga seluruh keluarga korban bisa menerima kami," sambung dia.
Baca juga: KKB di Intan Jaya makin Brutal
Diketahui tim investigasi lapangan TGPF diketuai Benny J Mamoto. Anggotanya terdiri dari Sugeng Purnomo, Makarim Wibisono, Jhony Nelson Simanjuntak, Henok Bagau, Apolo Safono, Constan Karma, Thoha Abdul Hamid, Samuel Tabuni dan Victor Abraham Abaidata. Berikut, I Dewa Gede Palguna, Bambang Purwoko, Budi Kuncoro, Rudy Heriyanto, Asep Subarkah, Eddy Rate Muis, Arif dan Edwin Partogi Pasaribu.
Sementara tim pengarah TGPF diketuai Tri Soewandono yang merupakan Sekretaris Kemenko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Anggotanya terdiri dari Purnomo Sidi, Lutfi Rauf, Rudianto, Armed Wijaya, Janedjri M Gaffar, Rus Nurhadi Sutedjo dan Rizal Mustary. Kemudian dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) diutus Jaleswari Pramodhawardani dan Imron Cotan perwakilan dari BIN.(OL-11)
Semua pihak diminta untuk tidak melibatkan masyarakat sipil dalam menangani konflik bersenjata yang kerap terjadi di daerah Intan Jaya, Papua.
Tokoh perempuan Papua, Rehina Belau menyebut ada tiga kelompok kriminal bersenjata yang hingga saat ini masih menjadi musuh nyata bagi aparat TNI/Polri di Kabupaten Intan Jaya.
Polda Papua menyebut bahwa tidak terjadi pengungsian di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pasca-kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan menembak warga sipil di Kampung Bilogai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Senin (8/2/2021).
Kelompok kriminal bersenjata dilaporkan telah menembak mati warga sipil Boni Bagau di perbatasan Distrik Sugapa-Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya karena dituduh mata-matan TNI/Polri.
Diketahui Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan pemerintah telah menyelesaikan laporannya terhadap penyelidikan kasus-kasus tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved