Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
PELIBATAN influencer dalam sosialisasi kebijakan mencerminkan pemerintah tidak percaya diri. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Firman Noor.
"Itu membuktikan negara tidak percaya diri bahwa dirinya menjadi influencer. Sehingga, dibutuhkan orang-orang yang dianggap lebih terkenal dari negara," ujar Firman saat dihubungi, Rabu (3/9).
Padahal, lanjut dia, pemerintah memiliki kekuasaan sebagai influencer. Menurutnya, pemanfaatan kalangan influencer dinilai kebijakan yang tidak tepat.
Baca juga: Influencer Diminta Cek Sumber Sebelum Publikasi Konten
"Pemerintah dan perangkatnya adalah pihak yang memiliki influence. Konsekuensi dengan adanya power, dia itu punya pengaruh. Jadi tidak perlu ada influencer lagi," jelas Firman.
Sebenarnya, pemerintah memiliki hak untuk menyebarluaskan pesan terkait kebijakan. Sosialisasi menjadi hal lumrah sepanjang proporsional dan tidak menimbulkan imajinasi yang berbeda jauh dari realita
Dia pun mempertanyakan peran influencer saat lembaga pemerintahan telah memiliki divisi hubungan masyarakat, yang dibayar dengan uang negara. "Mengapa mengambil lagi uang dari kas negara yang nominalnya juga sangat dahsya. Sebetulnya tidak perlu kalau memang pesannya adalah sosialisasi," papar Firman.
Baca juga: Promosikan Indonesia, Pemerintah Siapkan Rp75 M untuk Influencer
Di sisi lain, Firman juga menyoalkan independensi influencer yang digunakan pemerintah. Meski dilindungi kebebasan berbicara, namun akan berbahaya jika pesan yang disampaikan influencer ke publik telah dimaipulasi.
Adapun pengamat politik dari Universitas Paramadina Djayadi Hanan menilai pemanfaatan influencer oleh pemerintah merupakan hal yang lazim. "Menurut saya sah-sah saja, tidak apa-apa. Agak aneh kalau pemerintah tidak menggunakan media sosial untuk menjelaskan programnya," kata Djayadi.
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Fadjorel Rachman menyebut influencer sebagai aktor digital menjadi keniscayaan di tengah perkembangan transformasi digital. Mereka dinilai sebagai jembatan komunikasi antara kebijakan pemerintah dan masyarakat.(OL-11)
Acara ini dirancang untuk memperkuat kolaborasi serta meningkatkan awareness dan engagement antara brand dan Glowfluencers.
Program ini bertujuan menyiapkan pelajar kelas 11 dan 12 agar siap mandiri secara ekonomi selepas lulus, dengan bekal keterampilan bisnis.
Dalam menjalani kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, kuliah, dan influencer, Devi mempersiapkannya dengan penjadwalan waktu yang matang.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyusun peraturan terkait influencer atau pemengaruh mereview produk.
BELANJA bulanan bagi ibu rumah tangga terkadang cukup sulit untuk menyesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sehingga tak jarang ibu belanja bulanan secara impulsif.
FOUNDER Story of Anggy (SOA), Anggy Pasaribu memulai rangkaian acara "SOA Connect All Campus" di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Insentif tersebut bisa menjadi katalis transformasi sistemik, mulai dari peningkatan daya beli masyarakat, pembangunan industri hijau, hingga fondasi ekonomi rendah karbon di masa depan.
Program ini tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga bertujuan memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas.
Pimpinan DPR diklaim telah mengetahui nama calon bubes tersebut. Tetapi sosok itu belum bisa diungkap ke publik.
Hasan Nasbi menegaskan pemerintah tidak antikritik terhadap pendapat publik. Pemerintah terbuka dan siap memperbaiki diri jika mendapat kritik dari publik.
Nasir juga mengapresiasi Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu yang legawa dengan putusan Presiden Prabowo.
DIM RUU KUHAP tersebut sehingga hanya tinggal menunggu pembahasan selanjutnya bergulir di parlemen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved