Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pandemi, SMRC: Mayoritas Masyarakat Tetap Percaya Demokrasi

Putri Rosmalia Octaviyani
23/8/2020 15:10
 Pandemi, SMRC: Mayoritas Masyarakat Tetap Percaya Demokrasi
Massa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jateng di Semarang, Jawa Tengah.(ANTARA/AJI STYAWAN )

SETELAH 6 bulan mengalami pandemi covid-19, publik umumnya tetap puas dengan kinerja demokrasi dan mendukung demokrasi di Indonesia. 

Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan sekitar 67% warga sangat/cukup puas dengan jalannya demokrasi, sementara yang kurang/tidak puas sama sekali sekitar 27%.

Temuan itu disampaikan Pendiri SMRC, Saiful Mujani, saat mempresentasikan hasil survei nasional SMRC bertajuk “Kondisi Demokrasi di Masa Covid-19” pada Minggu, (23/8). 

Survei Nasional tersebut dilakukan pada 12--15 Agustus 2020 dengan melibatkan 2.202 responden yang diwawancara per telepon dipilih secara random. Margin of error diperkirakan +/-2.1%.

Kepuasan pada pelaksanaan demokrasi tersebut sebenarnya menunjukkan penurunan dibandingkan sebelum masa wabah covid-19. Sebelum wabah melanda Indonesia, 74% warga menyatakan puas dengan demokrasi, tapi kemudian turun tajam pada saat covid-19 sudah merebak luas pada awal Juni 2020 menjadi 59%. Kini angkanya menaik kembali menjadi 67%.

Begitu juga dalam hal komitmen pada demokrasi. Sebelum wabah covid-19, 82% warga menyatakan mendukung demokrasi, tapi kemudian turun tajam pada Juni 2020 hingga mencapai 56%. Kini angkanya menaik kembali menjadi 71%.

Menurut Saiful, penurunan kepuasan pada demokrasi adalah gejala yang banyak terjadi di banyak negara di masa pandemi.

“Penurunan ini terjadi akibat buruknya kondisi ekonomi, memburuknya keamanan, maupun adanya langkah-langkah pemerintah yang terkesan tidak demokratis untuk menangani pandemi,” ujar Saiful.

Baca juga: Survei: Keamanan dan Ketertiban Nasional Merosot Selama Pandemi

Namun di Indonesia, kelumpuhan kepercayaan akan demokrasi tidak terjadi karena kepercayaan publik pada pemerintah masih besar.

“Ini adalah modal politik yang penting. Namun bila ini tidak dimanfaatkan dengan benar sehingga Covid-19 dan krisis ekonomi yang disebabkannya tidak tertangani dengan baik, maka kelumpuhan demokrasi Indonesia bisa terjadi," ujarnya.

Survei SMRC ini sendiri dilakukan mengingat menurut laporan evaluatif lembaga kajian internasional V-Dem (Varieties of Democracy Institute), vovid-19 berdampak negatif terhadap banyak negara demokratis. Sebelum covid-19, sepertiga negara demokratis di dunia mengalami kemunduran berdemokrasi, dan dengan merebaknya covid-19 kemunduran tersebut bertambah luas.

“Beberapa demokrasi lama di Asia dengan resiko kemunduran secara kuat adalah India dan Filipina,” ujar Saiful.

Indonesia dinilai beresiko sedang. Karena itu perlu dipelajari penilaian warga di Indonesia terhadap demokrasi. Khususnya bagaimana warga merasakan pelaksanaan demokrasi, dan bagaimana komitmen atau dukungan mereka pada demokrasi. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya