Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ketua DPD Desak Pemerintah Segera Produksi Massal Ventilator

Putri Rosmalia Octaviyani
20/4/2020 14:59
Ketua DPD Desak Pemerintah Segera Produksi Massal Ventilator
Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti(Antara)

KETUA DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendesak pemerintah pusat untuk segera menugaskan PT Pindad Persero memproduksi massal alat bantu pernafasan atau ventilator yang sangat dibutuhkan oleh rumah sakit di seluruh Indonesia, terutama rumah sakit rujukan pasien covid-19. Mengingat harga yang sangat murah bila dibanding produk impor.

“Harga yang ditawarkan Pindad jauh di bawah harga produk impor. Dan komponen bahan bakunya, 100 persen lokal. Bayangkan harga produk impor sekarang bisa mencapai 900 juta hingga 1 milyar rupiah. Sementara Pindad bisa buat dari yang paling sederhana di angka 10 juta rupiah hingga yang paling mahal di angka 100 juta rupiah," ujar LaNyalla, dalam keterangan pers, Senin, (21/4).

Dikatakan LaNyalla, bila pemerintah serius dalam penanggulangan covid-19, segera harus ditugaskan Pindad untuk produksi massal. Selanjutnya distribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia.

Perlu diketahui, PT Pindad Persero telah menyiapkan dua produk ventilator. Yang pertama, Ventilator Resusitator Manual (VRM) dan serta dua type Ventilator Covent-20. Yakni type CPAP (oksigen terapi) dan type CMV (pasien gagal nafas). Untuk VRM dipatok di harga Rp10 juta. Sedangkan Covent-20 CPAP di kisaran Rp60 juta dan Covent-20 CMV di angka Rp100 juta.

Senada dengan LaNyalla, Senator Oni Suwarman, menyatakan pandemi covid-19 bukan hanya terjadi di kota-kota besar di Pulau Jawa, tetapi sudah merata di seluruh provinsi di Indonesia. Sementara kesiapan rumah sakit, khususnya terkait dengan ketersediaan ventilator sangat tak sebanding dengan jumlah pasien.

“Dan kalau faktanya produk ini lebih jauh lebih murah daripada impor, mengapa tidak langsung dieksekusi untuk produksi," ujarnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya