Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PRESIDEN Joko Widodo diminta mengkaji ulang rencana penarikan sejumlah partai ke dalam koalisi pemerintahan yang dipimpinnya bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Bergabungnya Partai Gerindra ke dalam barisan pengusung dikhawatirkan akan mengundang persoalan di kemudian hari.
Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjajaran Bandung, Muradi, menyayangkan jika partai pimpinan Prabowo Subianto itu bergabung ke dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia menilai gemuknya barisan koalisi ini rentan terhadap konflik di kemudian hari.
"Makin gemuk pemerintahan. Itu akan jadi konflik. Harus dipikiran betul, agar tak jadi persoalan," katanya di Bandung, Selasa (22/10).
Semakin banyaknya partai koalisi, Muradi khawatir fungsi legislatif di parlemen sebagai pengawas pemerintahan tidak akan berjalan maksimal. Menurutnya, suatu pemerintahaan harus diimbangi dengan kekuatan oposisi yang kuat, agar tidak menimbulkan eksekutif yang otoritarian.
"Upaya pemerintah untuk menerima Gerindra, itu sinyalemen bahwa secara politik sudah selesai dinamika," katanya.
baca juga: Danrem 083 Ajak Pemuda Perangi Kemalasan
Lebih lanjut, Muradi menyontohkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono pada 2009-2014 yang juga memiliki koalisi terlalu gemuk. Saat itu, menurutnya roda pemerintahan tidak maksimal bahkan cenderung banyak konflik.
"Jadinya lamban," katanya.
Dengan begitu, Muradi menilai kehadiran Partai Gerindra ke dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak diperlukan. (OL-3)
Selain Tom Lembong, masih ada beberapa mantan menteri era Jokowi yang terjerat kasus korupsi. Berikut beberapa mantan menteri tersebut.
Seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Jokowi.
“Setahu saya ada. Kan Pak Prabowo sudah ngomong kalau nama-nama dari kabinet Pak Jokowi yang bagus-bagus akan juga dipakai untuk membantu beliau."
MENTERI Sosial Tri Rismaharini bungkam saat ditanya rencana mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke awak media, Selasa (3/9).
PDIP berharap reshuffle kabinet di akhir masa jabatan ditujukan untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya, persoalan perekonomian rakyat mendesak untuk diselesaikan.
Saat ditanya lebih lanjut soal Menteri ESDM Arifin Tasrif yang akan digantikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden enggan menjawab kabar tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved