Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PELANTIKAN Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024 tinggal menghitung hari lagi. Berbagai persiapan telah disiapkan dengan matang, termasuk soal keamanan.
Guna memeriksa kesiapan akhir pengamanan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi Kapolri Jendral Tito Karnavian melaksanakan apel di Lapangan Silang Monas, Kamis (17/10) pagi.
Acara itu dilakukan untuk memeriksa seluruh satuan personel, alat perlengkapan, dan alutsista yang akan digunakan.
Hadi menyebut pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober nanti sebagai puncak dari politik nasional yang sangat besar, yakni pemilihan umum legislatif dan eksekutif.
Baca juga: Jokowi Pastikan Susunan Kabinet Sudah Rampung
Oleh sebab itu, lanjutnya, penting untuk melaksanakan tugas demi keamanan bangsa dan negara.
"Marwah dan nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertaruhkan dalam event [pelantikan] ini. Dengan demikian seluruh komponen bangsa harus turut serta dalam menjamin keberhasilan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih," ujar Hadi di Lapangan Silang Monas, Kamis (17/10).
Hadi juga mengatakan TNI harus bekerja sama dengan Polri dan pihak lain termasuk masyarakat untuk menyukseskan acara pelantikan. Lebih lanjut, ia berpesan menghapus ego sektoral dari masing-masing instansi.
"Oleh karena itu laksanakan koordinasi ketat, baik dengan satuan atas, samping, maupun satuan bawah. Laksanakan pula koordinasi yang baik dengan instansi-instansi terkait lainnya. Hilangkan ego sektoral yang sempit. Saatnya kita berbuat untuk kepentingan yang lebih besar, kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Panglima TNI menjelaskan pelaksanaan pengamanan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden dimulai hari ini, Kamis (17/10). Sebanyak 30 ribu personel keamanan yang disiagakan ke wilayah-wilayah sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
"Ring satu dilaksanakan dan di bawah tanggung jawab Paspampres [Pasukan Pengamanan Presiden], ring 2 di bawah tanggung jawab TNI, dan ring 3 adalah di bawah tanggung jawab gabungan antara TNI, Polri dan unsur lainnya," papar Hadi.
Selain presiden, wakil presiden dan anggota keluarganya, Hadi juga memastikan keamanan para tamu undangan dari luar negeri, seperti kepala negara, kepala pemerintahan dan utusan khusus.
Pengamanan tersebut dilakukan sejak dari kedatangan, di perjalanan, di hotel, hingga ke Gedung DPR/MPR RI tempat pelantikan dilaksanakan.
Lokasi lain yang dianggap menjadi titik kritis sehingga keamanannya harus diperkuat yakni Istana Merdeka. Selain itu, keamanaan juga dipertebal pada pusat kegiatan ekonomi, bandara, dan objek vital lainnya.
"Wilayah-wilayah lain yang menjadi konsen adalah tempat-tempat ekonomi. Contohnya Glodok, Jembatan Tiga, dan sebagainya. Termasuk yang harus kita pertebal adalah wilayah-wilayah Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdana Kusuma, dan objek vital di antaranya adalah gardu PLN Gandul, tempat logistik Pertamina dan tempat lain yang dianggap perlu untuk diamankan," pungkas Hadi. (OL-2)
Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan masih menghadapi kendala, seperti sulitnya akses ke lokasi dan sumber air minim.
Kapolri meminta bantuan Panglima TNI agar prajurit yang tengah melaksanakan pemadaman atau patroli menangkap tangan jika menemukan pelakunya
Panglima TNI dan Kapolri dijadwalkan akan berkantor di Jayapura selama 5 sampai 6 hari.
Organisasi tersebut berafiliasi dalam mendesain kekacauan dalam serangkaian unjuk rasa tolak rasialisme di beberapa kota di Tanah Air.
Menurut Tito, kenaikan pangkat luar biasa kepada mereka agar semangat tetap tinggi dan semangat teman-teman yang lain juga tetap tinggi.
Panglima TNI dan Kapolri mengakhiri kunjungan kerja di Wamena setelah sepekan 'berkantor' di Bumi Cenderawasih sejak Senin (2/9).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved