Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pascapenusukan Wiranto, Kompolnas akan Minta Klarifikasi Kapolda

Tri Subarkah
12/10/2019 15:56
Pascapenusukan Wiranto, Kompolnas akan Minta Klarifikasi Kapolda
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti(MI/SUSANTO)

PENUSUKAN terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto oleh Syahrial Alamsyah alias Abu Rara meninggalkan pertanyaan di benak publik ihwal keamanan penjagaan terhadap menteri.

Oleh sebab itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) akan meminta klarifikasi ke Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir terkait pengamanan Wiranto saat kunjungan kerja di Menes, Pandeglang.

"Kompolnas akan melakukan klarifikasi langsung kepada Kapolda Banten terkait pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) pengamanan VVIP (Very Very Important Person) Menkopolhukam dan serangan teroris pada beliau," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (12/10).

Namun ia belum bisa memastikan secara pasti kapan klarifikasi tersebut dilakukan.

"Sedang dijadwalkan. Awal minggu (rencananya)," katanya.

Baca juga: Zulhas Sebut Wiranto Sudah Beraktivitas Ringan

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo juga mengungkit soal SOP pengamanan terhadap pejabat naratama maupun naratetama.

"SOP pengamanan, jadi bagian yang akan kita evaluasi secara komprehensif. Selama ini yang sudah berjalan, pejabat setingkat menteri ada walpri (pengawal pribadi), pengawalan roda dua, pengawalan roda empat," ucapnya.

Pada lokasi penusukan Wiranto, Dedi menyebut pengamanan juga dilakukan oleh anggota TNI setempat.

"Di situ melekat juga pengamanan dari kepolisian dan TNI setempat. Jadi di lokasi Pak Wiranto ada regu dari Polsek, Kodam, Koramil dan TNI AU yang pengamanan terhadap pesawat dan tempat yang boleh dikataka, heli terbang atau mendarat membahayakan masyarakat," paparnya.

Namun, pihaknya juga tidak bisa membatasi interaksi yang dilakukan pejabat kepada masyarakat. Selama ini para pejabat biasa berjabat tangan dan meladeni swafoto dari masyarakat saat kunjungan kerja.

"Tidak mungkin membatasi pejabat publik ketika akan berinteraksi dengan masyarakat, selama ini biasa tegur sapa, bersalaman, foto selfie, dan lainnya," ucap Dedi.

Diketahui, Wiranto diserang oleh Abu Rara yang merupakan simpatisan JAD Bekasi pada Kamis (10/10) di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten. Abu Rara menusuk Wiranto dengan pisau kunai saat ia baru keluar dari mobil. Saat ini Wiranto masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya