Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENUSUKAN terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto oleh Syahrial Alamsyah alias Abu Rara meninggalkan pertanyaan di benak publik ihwal keamanan penjagaan terhadap menteri.
Oleh sebab itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) akan meminta klarifikasi ke Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir terkait pengamanan Wiranto saat kunjungan kerja di Menes, Pandeglang.
"Kompolnas akan melakukan klarifikasi langsung kepada Kapolda Banten terkait pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) pengamanan VVIP (Very Very Important Person) Menkopolhukam dan serangan teroris pada beliau," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (12/10).
Namun ia belum bisa memastikan secara pasti kapan klarifikasi tersebut dilakukan.
"Sedang dijadwalkan. Awal minggu (rencananya)," katanya.
Baca juga: Zulhas Sebut Wiranto Sudah Beraktivitas Ringan
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo juga mengungkit soal SOP pengamanan terhadap pejabat naratama maupun naratetama.
"SOP pengamanan, jadi bagian yang akan kita evaluasi secara komprehensif. Selama ini yang sudah berjalan, pejabat setingkat menteri ada walpri (pengawal pribadi), pengawalan roda dua, pengawalan roda empat," ucapnya.
Pada lokasi penusukan Wiranto, Dedi menyebut pengamanan juga dilakukan oleh anggota TNI setempat.
"Di situ melekat juga pengamanan dari kepolisian dan TNI setempat. Jadi di lokasi Pak Wiranto ada regu dari Polsek, Kodam, Koramil dan TNI AU yang pengamanan terhadap pesawat dan tempat yang boleh dikataka, heli terbang atau mendarat membahayakan masyarakat," paparnya.
Namun, pihaknya juga tidak bisa membatasi interaksi yang dilakukan pejabat kepada masyarakat. Selama ini para pejabat biasa berjabat tangan dan meladeni swafoto dari masyarakat saat kunjungan kerja.
"Tidak mungkin membatasi pejabat publik ketika akan berinteraksi dengan masyarakat, selama ini biasa tegur sapa, bersalaman, foto selfie, dan lainnya," ucap Dedi.
Diketahui, Wiranto diserang oleh Abu Rara yang merupakan simpatisan JAD Bekasi pada Kamis (10/10) di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten. Abu Rara menusuk Wiranto dengan pisau kunai saat ia baru keluar dari mobil. Saat ini Wiranto masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. (A-4)
Kompensasi itu diberikan karena Wiranto dianggap se bagai korban dari tindak pidana terorisme
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat memerintahkan Kemenkeu memberikan kompensasi Rp37 juta kepada mantan Menkopolhukam Wiranto sebagai korban terorisme
Binsar menjelaskan, ada tiga terdakwa dalam kasus itu yakni Samsudin alias Ending, Fitri Diana alias Fitri Adriana, dan Syahrial Alamsyah alias Abu Hara.
Tetapi, dia menegaskan akan tetap menjalankan tugas sebagai Menko Polhukam sampai pelantikan kabinet baru.
"Terus terang ya saya membolos dari RS untuk bertemu dengan keluarga besar Kemenko Polhukam dalam rangka melaksanakan silaturahim pengakhiran tugas."
Prabowo Subianto mengutuk semua bentuk tindakan radikalisme, terorisme dan kekerasan.
Wiranto keluar dengan berjalan kaki dengan ditemani istrinya dan juga dokter kepresidenan yang merawat Wiranto, yakni Terawan. Ia juga bersalaman dengan Terawan sebelum memasuki mobil.
Dedi menyebut ada tiga senjata berjenis sama yang digunakan saat peristiwa itu terjadi. Ia juga mengungkap bahwa Abu Rara mengajak anak perempuannya saat itu.
Kunjungan Jokowi di RSPAD Gatot Soebroto hanya berlangsung sekitar 10 menit.
Selain memberi bunga, pria yang baru selesai melewati tahapan operasi pengangkatan serpihan granat nanas di kakinya itu mendoakan agar Wiranto dan dirinya cepat pulih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved