Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pal Pernah Dipenjara karena Kawin Lari

Yoseph Pencawan
11/10/2019 07:20
Pal Pernah Dipenjara karena Kawin Lari
Sejumlah warga memperhatikan rumah Fitria Diana, pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto.(ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

SYAHRIAL Alamsyah, 51, pria pelaku penikaman terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, bukan orang yang beringasan atau suka melukai orang lain.

Setidaknya demikian pengakuan Rizaldi, Kepala Lingkungan 5, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamat-an Medan Deli, Kota Medan. Syahrial alias Abu Rara lahir dan besar di Jalan Alfaka VI, Lingkungan 5.

Menurut Rizaldi, Syahrial yang kerap dipanggil 'Pal' oleh warga itu pindah dari sana belum lama, baru sekitar 2016-2017. Ia tidak habis pikir mengapa Pal nekad melakukan penusukan tersebut.

Syahrial disebutnya sering salat ke masjid dan musala yang berada tidak jauh dari Jalan Alfaka VI. Pria yang teridentifikasi oleh polisi sebagai Abu Rara dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu juga rajin menghadiri pengajian dan kegiatan sosial lain.

"Di sini tidak pernah ada pengajian yang aneh-aneh," imbuh Rizaldi, kemarin malam.

Rizaldi memang mengakui, Pal memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan saudara-saudaranya. Syahrial ialah anak kedelapan dari sembilan bersaudara dan saat ini semuanya sudah berkeluarga. Dua orang dari mereka telah wafat.

Meski dikenal sebagai pribadi yang baik, Pal diketahui pernah berperilaku buruk setelah ditinggalkan istri pertamanya. Dian Susanto, 48, teman semasa kecil Syahrial, menuturkan pria jebolan program sarjana hukum Universitas Sumatra Utara itu pernah mendekam di balik jeruji besi.

Itu terjadi pada pernikahan keduanya. Pihak keluarga dari istri keduanya yang disebut-sebut bernama Yuni tidak setuju Yuni menikah dengan Syahrial. Karena itu, setelah mereka 'kawin lari', pihak keluarga Yuni melaporkan Syahrial ke polisi. Syahrial pun sempat mendekam di sel Polrestabes Medan sekitar 2 bulan. "Kasus ditutup setelah pihak keluarga perempuan mencabut laporannya. Tidak sampai ke peng-adilan," ungkap Dian.

Peristiwa itu terjadi sekitar 15 tahun lalu. Seingat Dian, setelah keluar penjara, Syahrial sehari-hari bersikap biasa saja dan kembali  melanjutkan usahanya membuka penyewaan Playstation.

Syahrial juga pernah gemar mabuk-mabukan, tepatnya setelah  ditinggalkan istri pertamanya yang bernama Neta. Usia pernikahan mereka tidak lebih 3 bulan.

Syahrial menikam Menko Polhukam Wiranto di Alun-Alun Menes, Kabupaten Pandegelang, kemarin. Ia melakukan aksinya bersama seorang perempuan, Fitri Andriyana.

 

Pengamanan blusukan

Peristiwa penusukan itu mendo-rong tuntutan peningkatan pengamanan terhadap pejabat negara, khususnya presiden. Meski demikan, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengaku prosedur yang dilakuan saat ini sudah berstandar tinggi.

"Tidak perlu (meningkatkan pengamanan). Kami kan standarnya sudah high risk. Mestinya sudah clear," kata Maruli saat dimintai konfirmasi, kemarin.

Maruli menyatakan penambahan jumlah personel juga belum diperlukan. Ia memastikan kegemaran Presiden Joko Widodo untuk blusukan tetap aman dilakukan.

Persoalan pengamanan pejabat negara hingga pascapenusukan itu menjadi sorotan media internasional. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pihak kepolisian, baik Densus 88 maupun Badan Intelijen Negara (BIN) telah mengingatkan untuk selalu mewaspadai terorisme di Tanah Air. 

"Kita sendiri sudah mengetahui kepolisian, Densus, dan BIN itu memang selalu memperingatkan adanya gejala-gejala (terorisme) itu," sebut JK saat membesuk Wiranto di RSPAD, Jakarta, kemarin.

Ketua Fraksi PKB di DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menyatakan serangan itu merupakan bukti ancaman radikalisme di Indonesia nyata.

"Kami sangat terkejut atas peristiwa penusukan Menko Polhukam di Pandeglang. Hal ini menjadi early warning bagi kita semua bahwa sel-sel kelompok radikal masih aktif dan menuntut kewaspadaan bagi kita sebagai bangsa untuk menghadapinya secara bersama-sama," ungkapnya.(Tri/Fer/Mal/Ins/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya