Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
LEMBAGA Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) siap melindungi korban penyerangan yang terjadi di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten. Perlindungan dan pemenuhan hak-hak korban diberikan apabila kasus itu dikategorikan terorisme.
"LPSK masih menunggu ekspose dari pihak kepolisian apakah kasus penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto dikategorikan sebagai serangan terorisme," ujar Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo melalui keterangan dari Humas LPSK, Kamis (10/10).
Hasto mengaku prihatin dengan insiden berdarah yang menimpa Menkopolhukam Wiranto dan dua korban lainnya. Menurut dia, target serangan dari para pelaku kekerasan tersebut dinilai tidak memandang siapa pun.
Baca juga : PBSI Doakan Wiranto Segera Pulih Pascatragedi Penusukan
"Indonesia merupakan negara hukum di mana seharusnya hukum dapat dikedepankan dalam menyelesaikan suatu masalah," ujarnya.
Ia menambahkan, cara-cara penyelesaian suatu permasalahan dengan kekerasan hanya akan menimbulkan korban jiwa dan tidak memperbaiki situasi apapun.
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.50 WIB, Kamis (10/10). Polres Pandeglang menyebut pelaku berjumlah 2 orang, yaitu Syahrial Alamsyah, 31, dan Fitri Andriana, 21. Penyerangan dengan senjata tajam gunting terjadi secara mendadak.
Wiranto menderita luka tusuk di bagian perut sebelah kiri. Penyerangan secara membabi-buta itu juga menyasar Kapolsek Menes Komisaris Dariyanto yang terluka di bagian punggung, serta Fuad yang terluka di dada sebelah kiri atas. (OL-7)
Kompensasi itu diberikan karena Wiranto dianggap se bagai korban dari tindak pidana terorisme
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat memerintahkan Kemenkeu memberikan kompensasi Rp37 juta kepada mantan Menkopolhukam Wiranto sebagai korban terorisme
Binsar menjelaskan, ada tiga terdakwa dalam kasus itu yakni Samsudin alias Ending, Fitri Diana alias Fitri Adriana, dan Syahrial Alamsyah alias Abu Hara.
Tetapi, dia menegaskan akan tetap menjalankan tugas sebagai Menko Polhukam sampai pelantikan kabinet baru.
"Terus terang ya saya membolos dari RS untuk bertemu dengan keluarga besar Kemenko Polhukam dalam rangka melaksanakan silaturahim pengakhiran tugas."
Prabowo Subianto mengutuk semua bentuk tindakan radikalisme, terorisme dan kekerasan.
Wiranto keluar dengan berjalan kaki dengan ditemani istrinya dan juga dokter kepresidenan yang merawat Wiranto, yakni Terawan. Ia juga bersalaman dengan Terawan sebelum memasuki mobil.
Dedi menyebut ada tiga senjata berjenis sama yang digunakan saat peristiwa itu terjadi. Ia juga mengungkap bahwa Abu Rara mengajak anak perempuannya saat itu.
Kunjungan Jokowi di RSPAD Gatot Soebroto hanya berlangsung sekitar 10 menit.
Selain memberi bunga, pria yang baru selesai melewati tahapan operasi pengangkatan serpihan granat nanas di kakinya itu mendoakan agar Wiranto dan dirinya cepat pulih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved