Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
HASIL survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) terhadap 1.000 responden di seluruh provinsi Indonesia mengungkap mayoritas publik sebanyak 86,7% sudah mengetahui tentang pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Akan tetapi, mereka ternyata tidak sepenuhnya mendukung pemindahan ibu kota tersebut.
Median mencatat 45,3% publik tidak setuju dengan pemindahan ibu kota. Sementara, hanya 40,7% publik yang setuju dengan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Jika dirinci lebih lanjut, penduduk di Pulau Jawa yang mendukung pemindahan ibu kota hanya sebesar 30,7%, sedangkan 51,4% tidak setuju.
Sementara itu, penduduk di luar Pulau Jawa sebesar 56% mendukung pemindahan ibu kota dan 35,9% publik tidak setuju dengan itu. Survei tersebut dilakukan pada 26-30 Agustus 2019 terhadap 1.000 responden dengan margin of error 3,09% dan tingkat kepercayaan 95%.
"Ada alasan mengapa mereka tidak setuju dengan pemindahan ibu kota," kata Rico dalam rilis survei Median tersebut di Jakarta, Selasa (3/9).
Pertama, ucap dia, publik merasa Presiden Joko Widodo memiliki agenda prioritas yang lebih mendesak untuk diselesaikan yaitu masalah pengangguran, pemerataan dan situasi ekonomi yang belum begitu baik.
Baca juga: Dukung Ibu Kota Baru, Pipanisasi Gas Trans Kalimantan Dipercepat
Kedua, publik saat ini masih menyoroti perkembangan terakhir yang terjadi di Papua saat ini.
"Ketidakpercayaan diri publik terhadap situasi ekonomi dan perkembangan terakhir di Papua adalah dua alasan utama kenapa publik melihat rencana pemindahan ini tidak terlalu urgent," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan survei mencatat jika sosialisasi pemerintah terhadap rencana pemindahan ibu kota bisa dibilang berjalan dengan baik. Hanya saja, menurut dia, sosialisasi terhadap alasan dan urgensi mengapa ibu kota harus pindah tersebut masih perlu dilakukan dengan baik oleh pemerintah.
"Publik yang usia muda justru agak skeptis, mayoritas penduduk berusia di bawah 40 tahun ngga setuju dengan rencana ini karena sebagian besar penduduk di usia ini bisa kerja dari mana pun. Sehingga logika pemindahan ibu kota dan memastikan ada kerja yang lebih efisien, itu agak bertentangan dengan apa yang mereka lakukan selama ini," tandasnya.(OL-5)
Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia memastikan bahwa ibu kota Republik Indonesia akan pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2028.
Politisi Partai Golkar yang juga Anggota DPR RI Terpilih 2024-2029, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan, secara de facto, Ibu Kota Nusantara (IKN) saat ini sudah bisa digunakan sebagai ibu kota baru.
Sampai dengan 2024, Indonesia secara resmi memiliki 38 provinsi, termasuk hasil pemekaran terbaru dari wilayah Papua.
Pengamat nilai Keppres IKN belum terbit karena belum siapnya infrastruktur
Pembangunan IKN Nusantara bisa dijadikan momentum revitalisasi gerakan koperasi. Ratusan ribu ASN terpelajar ini bisa didorong membentuk ribuan Koperasi ASN.
Jakarta akan jadi pusat komersial dan finansial global pasca pemindahan ibu kota
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved