Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Megawati Usulkan Bentuk Tim Khusus Bahas Pemindahan Ibu Kota

Insi Nantika Jelita
28/8/2019 22:46
Megawati Usulkan Bentuk Tim Khusus Bahas Pemindahan Ibu Kota
Presiden Ri Ke-5 Megawati Soekarnoputri(MI/Ramdanni)

PRESIDEN RI Kelima Megawati Soekarnoputri menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk tim yang bukan hanya membahas ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim), namun juga merancang nasib Jakarta setelah tak lagi menjadi ibu kota negara.

"Untuk saya, hal-hal yang sangat strategis penting harus didalami. Artinya bukan berarti hanya dengan omongan-omongan saja. Tapi harus dibentuk, Apakah sebuah tim atau sebuah yang besar lagi, untuk bagaimana pendalaman memindahkan ibu kota," ungkap Megawati dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (28/8).

Ia mengungkapkan, sudah pernah bicara soal kemungkinan mengambil model ibu kota baru Indonesia dengan mencontoh negara lain. Semisal Canberra di Australia, Washington DC di Amerika Serikat, atau Putra Jaya di Malaysia, atau contoh dari Laos.

"Nah hal-hal seperti ini saya kira, kita serius saja dengan pendalaman itu. Jadi tentu termasuk Jakarta. Apakah menjadi sebuah kota, apakah posisinya untuk ekonomi saja, sebagai kota perdagangan, itu kan mesti dikaji. Karena nanti ada kajian secara administrasi, teori, juga pelaksanaan di lapangan," jelasnya.

Ditegaskan Megawati, itu semua bukan berarti sedang mengkritik Jokowi. Dia sama sekali bukan mengatakan tak setuju.

Baca juga : Ibu Kota Pindah, Integrasi Transportasi Jabodetabek tetap Jalan

"Kritik itu boleh, tapi yang membangun. Saya tidak ada kritik. Saya, atau kata-kata saya, (tidak ada mengatakan) oh jangan atau tidak setuju. Beda loh. Saya mengatakan (pemindahan ibuk ota) itu hal yang positif. Kalau kita lihat Jakarta (sudah) terlalu crowded," ucap Ketum DPP PDIP tersebut.

Ia menegaskan hanya mendorong agar langkah ke depan lebih positif. Masalah Jakarta, menurut dia, sangat banyak. Satu contoh saja kemacetan. Saat masih menjabat presiden, Megawati pernah meminta dilakukan studi soal jumlah kendaraan di Jakarta tahun 2025 dan jumlah panjang jalan yang harus dibangun.

"Ternyata tidak akan bisa menyusul antara jumlah kendaraan dengan panjang jalan," kata Megawati.

Ide-ide sudah banyak muncul. Dari mobil berbahan bakar bensni digantikan berbahan bakar gas. Bahkan kini muncul kendaraan dengan bahan bakar listrik.

"Menurut saya, itu harus segera diputuskan lalu pelaksanaannya bagaimana. Harus bisa mengimbangi, polusi (di Jakarta) yang katanya, kan malu ya, katanya udah paling tinggi lho," tandas Megawati. (OL



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya