Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MANTAN Ketua DPR RI Akbar Tanjung menilai sebaiknya Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tidak dikaitkan dengan menjadikan MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Sebab hal tersebut nantinya akan menimbulkan komplikasi ke banyak hal.
"GBHN itu dikaitkan ke MPR sehingga menjadi lembaga tinggi negara saya pikir itu tidak tepat," tutur Akbar Tanjung kepada Media Indonesia, Jumat (16/8).
Ia berpendapat selama ini konstitusi telah mengalami berbagai perubahan, termasuk terkait sistem pemilihan dari presiden. Bila nantinya GBHN disetujui, Akbar khawatir hal tersebut akan menjadikan MPR sebagai lembaga tertinggi negara dan membuat sistem pemilihan langsung terpengaruh.
Rakyat selama beberapa tahun terakhir ini sudah diberikan kesempatan secara langsung untuk memilih presidennya sendiri. Oleh sebab itu, pemilihan presiden oleh MPR tentu akan menimbulkan reaksi dari rakyat karena rakyat sebagai pemegang kedaulatan.
Baca juga: GBHN Dipandang Perlu Sebagai Panduan Pembanguan Nasional
Akbar pun menilai bila GBHN dikaitkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai sesuatu yang tidak relevan.
"Menurut saya tidak relevan membuat GBHN, adanya rencana pembangunan jangka panjang dan menengah sudah mencakup substansi. Setidaknya itu sudah sesuai dengan semangat yang ada di GBHN. Karna itu menurut saya tidak perlu menetapkan kembali GBHN, karena hal itu bisa juga mengarah kepada menetapkan MPR sebagai lembaga tertinggi negara," pungkas Akbar.(OL-5)
JELANG penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR dalam rangka peringatakan Hari Kemerdekaan RI, pimpinan MPR bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/7).
WAKIL Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mendorong inovasi serta capaian prestasi mahasiswa vokasi di Tanah Air.
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
SETIAP anak bangsa harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan untuk menjawab tantangan di masa datang.
PELESTARIAN dan pemanfaatan situs purbakala harus terus dilakukan. Salah satunya untuk mendukung upaya mewujudkan ketersediaan sarana pendidikan yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Transisi energi peralihan dari energi berbasis karbon menuju sumber energi bersih dan terbarukan seperti surya, angin, air, dan geotermal kini dipandang sebagai kebutuhan moral
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved