Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Jatah Kursi Menteri dari Parpol Jadi Ujian Hak Mutlak Presiden

Insi Nantika Jelita
16/8/2019 10:16
Jatah Kursi Menteri dari Parpol Jadi Ujian Hak Mutlak Presiden
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik dan berharap partainya dapat jatah kursi menteri paling banyak.(Antara/Fikri Yusuf)

Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut komposisi kabinet jilid kedua presiden terpilih Joko Widodo mengarah pada kabinet ahli dengan dominasi dari kalangan profesional ketimbang unsur partai politik (parpol)

Namun, dengan hanya 45% unsur parpol dan 55% profesional, Jokowi memiliki tantangan membagi adil kursi kepada sepuluh partai pengusungnya.

"Di sinilah kita bicara tentang bagaimana menguji hak prerogatif presiden diuji, yakni presiden tidak boleh diintervensi oleh kekuatan manapun atau siapapun. 45% inilah power sharing yang akan dibagi oleh Jokowi," ujar Pangi di Jakarta, Jumat (16/8).

Dalam pembagian kursi, Pangi mengatakan memang kursi menteri dari partai pemenang PDI Perjuangan tetap paling banyak. Kemudian disusul Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan NasDem.

"Selebihnya, tinggal pak jokowi membagi menjaga perasaan partai-partai koalisi pengusung yang lain. Misalnya Perindo berapa, walaupun enggak lolos di parlemen. Tapi yang dominan tetap empat partai itu," kata Pangi.

Kemudian, ia juga menggarisbawahi soal adanya dualisme loyalitas menteri dari unsur parpol yang seharusnya menteri memiliki loyalitas tunggal sebagai pembantu presiden.

"Dari unsur parpol memang ada kelemahan karena selain loyal kepada presiden, dia juga harus loyal kepada partai dan ketua umumnya. Nah, ini yang menjadi tantangan tersendiri," ucap Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting tersebut.

Lebih lanjut, Pangi menuturkan bisa saja di pertengahan jalan pemerintahan Jokowi ke depan ada reshuffle kabinet karena koalisi saat ini bersifat pramagtis transional bukan dibangun atas ideologi. Lobi-lobi transaksi untuk mengakomodir kursi menteri masih akan terjadi .

"Jadi kemungkinan di tengah jalan reshuffle itu bisa saja untuk mengakomodir kompromi kepentingan yang ada. Tetapi biasanya pak Jokowi tentu lebih piawai dan mahir mengelola ini," tandas Pangi. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya