Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Peneliti LIPI Bahas Percakapan Aidit dan Mao Zedong Jelang G30S

Antara
29/7/2019 23:02
Peneliti LIPI Bahas Percakapan Aidit dan Mao Zedong Jelang G30S
Penulis Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok, dan Etnik Tionghoa 1945-1947, Taomo Zhou (kiri), menyampaikan paparan di LIPI.(Antara)

PAKAR politik dan sejarawan membahas mengenai keterlibatan pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok Mao Zedong dalam G30S/PKI.

"Yang menarik dari buku ini adalah transkrip dari percakapan Mao Zedong dengan DN Aidit (pemimpin senior Partai Komunis Indonesia) pada 5 Agustus," kata pakar politik The Habibie Center yang juga peneliti LIPI Dewi Fortuna Anwar di Jakarta, Senin (29/7).

Dia mengatakan itu dalam bedah buku berjudul Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok, dan Etnik Tionghoa 1945-1947 karya Taomo Zhou. Dalam buku itu antara lain memuat cuplikan dialog antara DN Aidit dan Mao Zedong.

Turut hadir dalam bedah buku itu sejarahwan LIPI Asvi Warman Adam dan Johanes Herliyanto untuk membedah buku setebal 526 halaman tersebut.

Transkrip percakapan kedua sosok itu dihadirkan pada bab delapan yang mengangkat subjudul Tiongkok dan Gerakan 30 September.

Transkrip yang dibuka dengan pertanyaan Mao Zedong itu bersumber dari arsip pusat Partai Komunis Tiongkok tertanggal 5 Agustus 1965.

Menurut Dewi Fortuna, pembahasan dalam buku yang dilengkapi dengan transkrip percakapan Aidit dengan Mao Zedong itu menunjukkan Beijing tidak terlibat langsung dengan G30S/PKI.

"Tetapi, bukan berarti Beijing tidak mendukung upaya PKI suatu saat untuk merebut kekuasaan, baik melalui jalan partai atau jalan revolusioner," katanya.

Penerjemah ahli buku itu, A Dahana, mengakui buku tersebut merupakan yang pertama mengungkapkan secara langsung percakapan antara Aidit dengan Mao Zedong.

"Dari percakapan ini membuktikan Aidit mengatakan akan melakukan tindakan yang kemudian menjadi G30S/PKI. Mao mendukung, tapi Mao tidak pernah tahu kapan Aidit akan melakukan itu. Itu menurut buku ini," katanya.

Buku tersebut, kata Guru Besar Sinologi (Chinese Studi) Universitas Indonesia itu, mampu mengungkap seberapa jauh mengenai keterlibatan Tiongkok terhadap G30S/PKI.

Diakui dia, selama ini peristiwa G30S/PKI selama ini menjadi kontroversi khususnya mengenai peran Tiongkok.

Baca juga: Bamsoet: Konflik Masa Lalu Jangan Diwariskan ke Generasi Sekarang

Meskipun sebenarnya, kata Dahana, buku tersebut belum bisa membuka seluruhnya mengenai peran Tiongkok dalam peristiwa itu. Namun, menjadi terobosan awal bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

Penulis buku itu, Taomo Zhou, adalah asisten profesor Jurusan Sejarah Nanyang Technological University, Singapura, yang ahli dalam bidang Tiongkok modern dan sejarah Asia Tenggara. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya