Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
PAKAR politik dan sejarawan membahas mengenai keterlibatan pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok Mao Zedong dalam G30S/PKI.
"Yang menarik dari buku ini adalah transkrip dari percakapan Mao Zedong dengan DN Aidit (pemimpin senior Partai Komunis Indonesia) pada 5 Agustus," kata pakar politik The Habibie Center yang juga peneliti LIPI Dewi Fortuna Anwar di Jakarta, Senin (29/7).
Dia mengatakan itu dalam bedah buku berjudul Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok, dan Etnik Tionghoa 1945-1947 karya Taomo Zhou. Dalam buku itu antara lain memuat cuplikan dialog antara DN Aidit dan Mao Zedong.
Turut hadir dalam bedah buku itu sejarahwan LIPI Asvi Warman Adam dan Johanes Herliyanto untuk membedah buku setebal 526 halaman tersebut.
Transkrip percakapan kedua sosok itu dihadirkan pada bab delapan yang mengangkat subjudul Tiongkok dan Gerakan 30 September.
Transkrip yang dibuka dengan pertanyaan Mao Zedong itu bersumber dari arsip pusat Partai Komunis Tiongkok tertanggal 5 Agustus 1965.
Menurut Dewi Fortuna, pembahasan dalam buku yang dilengkapi dengan transkrip percakapan Aidit dengan Mao Zedong itu menunjukkan Beijing tidak terlibat langsung dengan G30S/PKI.
"Tetapi, bukan berarti Beijing tidak mendukung upaya PKI suatu saat untuk merebut kekuasaan, baik melalui jalan partai atau jalan revolusioner," katanya.
Penerjemah ahli buku itu, A Dahana, mengakui buku tersebut merupakan yang pertama mengungkapkan secara langsung percakapan antara Aidit dengan Mao Zedong.
"Dari percakapan ini membuktikan Aidit mengatakan akan melakukan tindakan yang kemudian menjadi G30S/PKI. Mao mendukung, tapi Mao tidak pernah tahu kapan Aidit akan melakukan itu. Itu menurut buku ini," katanya.
Buku tersebut, kata Guru Besar Sinologi (Chinese Studi) Universitas Indonesia itu, mampu mengungkap seberapa jauh mengenai keterlibatan Tiongkok terhadap G30S/PKI.
Diakui dia, selama ini peristiwa G30S/PKI selama ini menjadi kontroversi khususnya mengenai peran Tiongkok.
Baca juga: Bamsoet: Konflik Masa Lalu Jangan Diwariskan ke Generasi Sekarang
Meskipun sebenarnya, kata Dahana, buku tersebut belum bisa membuka seluruhnya mengenai peran Tiongkok dalam peristiwa itu. Namun, menjadi terobosan awal bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
Penulis buku itu, Taomo Zhou, adalah asisten profesor Jurusan Sejarah Nanyang Technological University, Singapura, yang ahli dalam bidang Tiongkok modern dan sejarah Asia Tenggara. (X-15)
XI JINPING terangkat ke posisi pemimpin Tiongkok yang paling berkuasa, kemarin, ketika namanya diabadikan dalam konstitusi Partai Komunis di samping Mao Zedong.
Pejabat pemerintah di China Utara dipecat setelah menyebut Mao Zedong 'setan' dan menyatakan peringatan ulang tahun tokoh penting itu tiap tahun merupakan 'pemujaan terbesar dunia'
OTAK dari revolusi Tiongkok, Mao Zedong, meninggal dunia pada usia 82 tahun. Ini kisahnya
Pohon pisang yang tampak biasa ternyata menyimpan kisah tragis dalam sejarah Indonesia, terutama terkait peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).
Pembuatan konten sejarah memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada riset dan analisa komprehensif agar informasi yang disampaikan tidak salah.
Hari Kesaktian Pancasila, yang diperingati setiap 1 Oktober, merupakan momen nasional untuk mengenang peristiwa G30S/PKI tahun 1965.
Tragedi G30S/PKI menginspirasi banyak film yang mengangkat narasi sejarah tersebut.
PERKUAT persatuan dan kepatuhan setiap warga negara untuk menjalankan amanah konstitusi dalam upaya mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
PEMERINTAH mendesak DPR tidak lagi menunda-nunda pembahasan RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) dalam masa persidangan kali ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved