Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mahasiswa UIN Bandung dan UIN Jakarta Paling Fundamentalistis

Rahmatul Fajri
30/6/2019 20:32
Mahasiswa UIN Bandung dan UIN Jakarta Paling Fundamentalistis
peneliti Noryamin Aini (kanan)(MI/MOHAMAD IRFAN )

Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan UIN Bandung memiliki paling banyak mahasiswa yang menganut paham fundamentalistis dalam beragama berdasarkan hasil riset Setara Institute yang dirilis Minggu (30/6).

Peneliti Setara Institute Noryamin Aini, fundamentalistis beragama bisa menjadi akar eksklusivisme dan perilaku intoleran.

"Fundamentalistis beragama bisa menjadi akar eksklusivisme dan perilaku intoleran jika visi fundamentalisme dipaksakan di ranah kehidupan sosial," kata Noryamin ketika memaparkan hasil risetnya di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta, Minggu (30/6).

Baca juga: Setara: Kikis Segregasi Sosial, Hentikan Ekslusi Minoritas

Dalam penelitian ini, Setara Institute menggunakan metode kuantitatif. Jumlah responden mencapai 1.000 orang dari 10 PTN di Indonesia. Hasil riset pada 10 kampus, kata dia, UIN Bandung mendapat poin 45,0 dan UIN Jakarta mendapat poin 33,0. Lebih lanjut, Universitas Mataram mendapat 32,0 poin; IPB mendapat poin 24,0 poin; UNY mendapat poin 22,0 poin. Kemudian, UGM memperoleh 12,0 poin; Universitas Brawijaya memperoleh 13,0 poin; ITB mendapat 10,0 poin; Unair mendapat poin 8,0; dan UI memperoleh poin 7,0.

Aspek fundamemtalistis, jelas Noryamin, tidak selalu menggambarkan sisi buruk beragama. Menurutnya, aspek ini justru menunjukkan kekukuhan dalam beragama.

"Pada sisi tertentu, di ranah pribadi, seorang penganut agama memang harus memiliki visi fundamentalisme seperti keyakinan keagamaan yang kokoh," jelasnya.

Setara Institute melakukan survei di lingkungan kampus untuk mengukur kerangka demoratik. Data yang diperoleh akan menjadi pijakan untuk mengatasi kecemasan banyak pihak tentang arus balik indoktrinasi Pancasila dan agar pilihan penanganan yang represif dapat dihindari. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya