Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DI tengah menguatnya isu pertemuan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang ditengarai mengarah pada kemungkinan masuknya Gerindra ke koalisi Jokowi, politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengungkapkan pernyataan Prabowo pada saat melayat ke kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 3 Juni 2019 lalu. Prabowo, kata Ferdinand, menyatakan sikap akan berkompromi.
"Pada saat di Cikeas, @prabowo menjawab pertanyaan @SBYudhoyono tentang bagaimana kedepan, jawaban Prabowo adalah : KOMPROMI DEMI BANGSA..!! Jadi tidak heran kalau kemudian @korantempo dan @tempodotco membuat cover bernada kompromi. Salaman dibelakang," cuit Ferdinand melalui akun twitter-nya @FerdinandHaean2, Selasa (25/6) sambil mengunggah cover Koran Tempo edisi Selasa 25 Juni 2019 yang menampilkan Prabowo dan Jokowi bersalaman dalam posisi saling membelakangi.
Baca juga: Yuk, Ikutan Prediksi Putusan MK Lewat Cuitan Refly Harun
Sebelumnya, Ketua DPP Gerindra, Sodik Mujahid, menganggap pandangan bahwa partainya layak bergabung dalam koalisi pemerintahan itu sangat wajar.
"Pandangan yang sangat wajar dan sangat tepat mengingat potensi Gerindra yang besar, karakter Gerindra yang disiplin dan konsisten, komitmen kebangsaan Gerindra yang sangat serius," kata Sodik.
Sodik tidak bisa memastikan apakah partainya akan menerima tawaran gabung ke pemerintahan. Kata dia, semua itu tergantung keputusan Prabowo selaku Ketua Umum Partai Gerindra.
"Soal memerima atau menolak tawaran itu sepenuhnya hak pimpinan, Pak Prabowo akan membicarakan dengan dewan pembina, Dewan Pakar, DPP, dan DPD, DPC, se-Indonesia," pungkasnya. (OL-6)
SBY mengungkapkan, lukisan tersebut menggambarkan dua sisi kehidupan dunia saat ini yakni kekerasan akibat perang dan pentingnya berdamai dengan alam.
SBY mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk tidak diam dalam menyikapi permasalahan lingkungan.
Meskipun tantangan terbesar berada di kawasan Afrika, kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia tidak boleh lengah.
Presiden RI ke-6 itu juga menyoroti wilayah Papua yang masih menyumbang 93% dari beban malaria nasional, dan menekankan pentingnya komitmen lintas pemerintahan.
SBY menyoroti, konflik dan peperangan geopolitik yang terus berlangsung.
Menurut dia, hal tersebut tindakan luar biasa yang patut diapresiasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved