Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEPALA Perwakilan Kementrian Pertahanan (Kemhan) Sumatra Barat Kolonel Infantri Choirul Mustofa mengatakan bahwa sekarang di Indonesia sedang terjadi perang mindset atau pola pikir yang mengancam negara. Perang itu lebih berbahaya dari pada perang terbuka antar negara dengan militer. Untuk itu dihimbau kepada pengurus Forum Bela Negara (FBN) dan Forum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Kabupaten/Kota, agar mewaspadai gerakan yang menganut paham radikalisme tersebut.
"Dulu dikenal perang senjata sekarang namanya perang cuci otak,"kata Kolonel Infantri Choirul Mustofa,di Padang, Kamis (23/5).
Menurutnya, salah satu bentuk perang cuci otak (mindset) yang sedang terjadi saat ini adalah memanasnya situasi politik pasca Pemilu 17 April 2019 yang membuat masyarakat terpecah gara-gara perbedaan pilihan.
"Pemicunya diduga akibat marakanya semburan hoaks, ujaran kebencian, permainan isu sara, polarisasi hingga politisi agama dan kecurang hasil Pemilu," jelasnya.
Choirul menambahkan, salah satu upaya untuk menghadapi perang cuci otak adalah membangun pola pikir atau mindset melalui penanaman wawasan kebangsaan berlandaskan Pancasila sebagai ideologi Negara.
"Di samping itu perlu memberikan pelatihan-pelatihan bagi kader MES dan FBN supaya bisa menambah wawasan dalam menghadapi perang cuci otak tersebut," ujar Choirul.
Ia mengungkapkan, dengan adanya pelatihan tersebut, tiap Kabupaten/Kota itu nantinya, akan menghasilkan 100 orang kader bela negara. Sehingga akan ada 17.000 kader di Sumatera Barat ini bakal dilibatkan dalam bela negara.
Sementara itu, ketua FBN dan MES Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan, dalam menghadapi perang cuci otak ini, ia akan mengkoordinir seluruh kader FBN dan MES yang ada di Sumatra Barat. Akan dikukuhkan bagi kader yang belum dikukuhkan serta diberikan pembinaan tugas sebagai belanegarawan.
baca juga: Komisi III Terus Komunikasi dengan Polri Terkait Aksi Massa
Selanjutnya, ungkap Mahyeldi, salah satu solusi dalam menghadapi perang cuci otak adalah melalui pendidikan bela negara bagi warga negara termasuk di dalamnya Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat. ASN berperang penting dalam menyebarkan semangat bela negara kepada masyarakat sehingga kecintaan terhadap tanah air semakin mendalam. (OL-3)
People power haruslah memiliki dasar atau alasan yang cukup meyakinkan bagi kekuatan atau elemen masyarakat untuk melakukan hal tersebut.
Pemerintahan yang ada dan sah saat ini sudah berjalan dengan baik, sehingga dirinya mewanti-wanti agar generasi muda jeli dan tidak mudah terprovokasi.
Penyebutan istilah people power dalam pengertian yang terjadi selama ini di beberapa negara di dunia, berarti menggulingkan pemerintahan yang sah.
Aksi peringatan tergulingnya diktator menjadi kali pertama sejak Marcos Junior menjabat pada Juni 2022.
Gerakan yang dianggap sebagai people power oleh sebagian kalangan itu, tidak punya urgensi yang jelas dilakukan pada Pemilu 2019.
Jaksa Agung memastikan penetapan tersangka murni hukum dan hanya kebetulan berada di tahun pemilu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved