Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kemhan Ajak Masyarakat Waspadai Perang Cuci Otak

Yose Hendra
23/5/2019 14:54
Kemhan Ajak Masyarakat Waspadai Perang Cuci Otak
Sekarang di Indonesia sedang terjadi perang mindset atau pola pikir yang mengancam negara.(Antara)

KEPALA Perwakilan Kementrian Pertahanan (Kemhan) Sumatra Barat Kolonel  Infantri Choirul Mustofa mengatakan bahwa sekarang di Indonesia sedang terjadi perang mindset atau pola pikir yang mengancam negara. Perang itu lebih berbahaya dari pada perang terbuka antar negara dengan militer. Untuk itu dihimbau kepada pengurus Forum Bela Negara (FBN) dan Forum  Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Kabupaten/Kota, agar mewaspadai gerakan yang menganut paham radikalisme tersebut. 

"Dulu dikenal perang senjata sekarang namanya perang cuci otak,"kata Kolonel Infantri Choirul Mustofa,di Padang, Kamis (23/5). 

Menurutnya, salah satu bentuk perang cuci otak (mindset) yang sedang terjadi saat ini adalah memanasnya situasi politik pasca Pemilu 17 April 2019 yang membuat masyarakat terpecah gara-gara perbedaan pilihan.

"Pemicunya diduga akibat marakanya semburan hoaks, ujaran kebencian, permainan isu sara, polarisasi hingga politisi agama dan kecurang hasil Pemilu," jelasnya.

Choirul menambahkan, salah satu upaya untuk menghadapi perang cuci otak adalah membangun pola pikir atau mindset melalui penanaman wawasan kebangsaan berlandaskan Pancasila sebagai ideologi Negara.

"Di samping itu perlu memberikan pelatihan-pelatihan bagi kader MES dan FBN supaya bisa menambah wawasan dalam menghadapi perang cuci otak tersebut," ujar Choirul.

Ia mengungkapkan, dengan adanya pelatihan tersebut, tiap Kabupaten/Kota itu nantinya, akan menghasilkan 100 orang kader bela negara. Sehingga akan ada 17.000 kader di Sumatera Barat ini bakal dilibatkan dalam bela negara.

Sementara itu, ketua FBN dan MES Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan, dalam menghadapi perang cuci otak ini, ia akan mengkoordinir seluruh kader FBN dan MES yang ada di Sumatra Barat. Akan dikukuhkan bagi kader yang belum dikukuhkan serta diberikan pembinaan tugas sebagai belanegarawan.

baca juga: Komisi III Terus Komunikasi dengan Polri Terkait Aksi Massa

Selanjutnya, ungkap Mahyeldi, salah satu solusi dalam menghadapi perang cuci otak adalah melalui pendidikan bela negara bagi warga negara termasuk di dalamnya Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat. ASN berperang penting dalam menyebarkan semangat bela negara kepada masyarakat sehingga kecintaan terhadap tanah air semakin mendalam. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya