Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DITEMUKANNYA beberapa oknum penyebar berita bohong (hoaks) dalam perhelatan pesta demokrasi merupakan potret buruk yang bisa memicu konflik di masyarakat. Realitas tersebut pun perlu segera diantisipasi agar tidak menimbulkan perpecahan sosial maupun nasional.
Demikian antara lain sambutan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Letjen (Purn) Agus Widjojo pada Orasi Ilmiah dalam Rangka HUT ke-54 Lemhannas, di Kompleks Lemhannas, Jakarta, Senin (20/5). Menurut dia, terlepas dari pengakuan internasional terhadap penyelenggaraan Pemilu 2019, bangsa Indonesia masih memerlukan kedewasaan dalam menyikapi kehidupan berdemokrasi.
"Dengan berakhirnya pemilu pada April lalu, diharapkan tidak akan muncul ekses yang tidak perlu dan masyarakat menanggalkan sentimen fanatisme. Konfigurasi alamiah bangsa yang beraneka seharusnya menjadi penopang bagi terwujudnya bangsa yang kuat," ujar Agus.
Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku, agama, bahasa, dan budaya. Di sisi lain, terang dia, perbedaan pilihan politik pun perlu disikapi secara dewasa, baik dari elite politik hingga ke akar rumput. Artinya, semua pihak wajib menjaga dan merawat Bhinneka Tunggal Ika.
Agus mengemukakan, pada April lalu Indonesia telah menyelenggarakan pemilu serentak, yang terdiri dari pemilihan presiden dan wakil presiden, serta anggota legislatif (DPR, DPD, dan DPRD). Walaupun pesta demokrasi diselenggarakan dengan berbagai kendala dan hambatan yang cukup kompleks, secara umum ajang tersebut berjalan dengan baik.
"Dapat dibayangkan, pemilu serentak tersebut dilaksanakan dalam cakupan wilayah yang luas, terdiri dari kepulauan. Dan kita melaksanakan pemilihan umum serentak dalam waktu sehari."
Tak pelak keberhasilan penyelenggaraan pemilu kali ini mendapatkan ucapan selamat dari sejumlah kepala negara dan pemerintahan kepada Indonesia. Ucapan itu merupakan bentuk apresiasi dan kekaguman atas terselenggaranya Pemilu 2019 dengan lancar. (A-3)
Seruan ini adalah bentuk keprihatinan sivitas akademika dan alumni Unpad atas kondisi bangsa dan kondisi demokrasi yang merugikan rakyat.
Tindakan cawe-cawe serta penyalahgunaan kekuasan dalam Pemilu 2024 merupakan tindakan tidak terhormat
pilkada langsung harus dipertahankan karena melibatkan masyarakat dalam memilih pemimpin
PUASA Ramadan identik dengan wadah pembentukan kepribadian. Ia tidak sebatas ritual tahunan yang tata pelaksanaannya sudah jelas dan selalu diulang setiap tahunnya.
TURUNNYA kualitas demokrasi Indonesia tidak lepas dari rendahnya sikap saling percaya (trust) di kalangan komponen bangsa.
WAKTU pemilihan presiden/wakil presiden dan anggota legislatif tinggal tiga minggu lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved