Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jokowi Diharapkan Selesaikan Kasus Trisakti di Periode Kedua

Akmal Fauzi
14/5/2019 19:00
Jokowi Diharapkan Selesaikan Kasus Trisakti di Periode Kedua
kata Ketua Alumni Trisakti Untuk Jokowi, Muhanto Hatta(MI/MOHAMAD IRFAN )

PERISTIWA tragedi Trisakti 12 Mei 1998 sudah memasuki 21 tahun. Peristiwa itu menjadi awal munculnya era reformasi, sebuah berkah bagi bangsa Indonesia yang bisa dinikmati sampai saat ini.

”Era Reformasi yang kita nikmati saat ini merupakan suatu perjalanan panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Perjalanan panjang yang menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Semua diawali dengan tewasnya 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti tertembak oleh aparat,” kata Ketua Alumni Trisakti Untuk Jokowi, Muhanto Hatta, dalam keterangan tertulis, Selasa (14/5).

Hatta menjelaskan, pada 1997 Indonesia mengalami krisis moneter yang parah sehingga muncul desakan untuk meruntuhkan Orde Baru. Krisis moneter ini kemudian berkembang menjadi krisis multidimensi yang ditandai dengan kemerosotan di berbagai bidang.

Berangkat dari hal ini, lanjut dia, berbagai demonstrasi terjadi di kota-kota besar Indonesia. Para mahasiswa sebagai ujung tombak perjuangan reformasi juga turut turun ke jalan. Universitas Trisakti, sebagai salah satu kampus besar di Jakarta pada 12 Mei 1998 melakukan aksi long march menuju ke DPR, namun dihalangi oleh aparat.

“Aparat menghadang mahasiswa dan memaksa mereka kembali ke kampus,” ujarnya.

Puncaknya, empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak. Mereka yakni mahasiswa FE 1996 Hendriawan Sie, mahasiswa FTSP 1995 Hafidin Royan, mahasiswa FTSP 1996 Elang Mulia Lesmana, dan mahasiswa FTI 1995 Hery Hartanto. Gugurnya keempat mahasiswa semakin menguatkan perjuangan untuk meruntuhkan rezim Orde Baru.

Muhanto menjelaskan, empat orang martir reformasi ini menjadi simbol perjuangan mahasiswa yang akhirnya berbuah manis dengan pengunduran diri Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Sekaligus menandai runtuhnya rezim Orde Baru.

Sekjen Trisakti Untuk Jokowi Sarah Wijanarko berharap penyelesaian peristiwa tragedi Trisakti ini menjadi fokus utama Jokowi pada periode keduanya. Dia yakin Jokowi memberikan perhatian lebih untuk para keluarga korban tragedi Trisakti.

"Harapan akan pengungkapan kasus ini di masa depan tetap menjadi prioritas bagi alumni dan mahasiswa Universitas Trisakti. Alumni Trisakti Untuk Jokowi meyakini dan sangat percaya Presiden Jokowi akan memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini," ujar dia.

Berangkat dari masuknya program pengungkapan kasus 12 Mei Trisakti di dalam program Nawacita Jokowi dan beberapa langkah yang diambil sebelumnya untuk penyelesaian kasus ini. Alumni Trisakti Untuk Jokowi juga merasa yakin Jokowi juga akan memberikan perhatian lebih untuk hal seputaran kasus Trisakti ini, seperti kesejahteraan keluarga korban dan pentingnya edukasi mengenai 12 Mei 1998 kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda.

Di sisi lain, Trisakti Untuk Jokowi juga mengusulkan beberapa pemikiran untuk pemerintahan Jokowi ke depan. Usulan tersebut yakni memberikan gelar pahlawan nasional untuk empat mahasiswa Trisakti yang gugur, memperhatikan kesejahteraan orang tua korban, menetapkan 12 Mei sebagai Hari Reformasi, dan memasukkan peristiwa tragedi Trisakti ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah. (Mal/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya