Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Masyarakat Diminta Tak Termakan Isu Kecurangan Pemilu 2019

Insi Nantika Jelita
24/4/2019 20:17
Masyarakat Diminta Tak Termakan Isu Kecurangan Pemilu 2019
Sejumlah cendikiawan yang tergabung dalam Gerakan Suluh Kebangsaan memberikan keterangan pers usai mendatangi kantor KPU, Rabu (24/4)(MI/Insi Nantika Jelita)

TUDINGAN kecurangan dalam Pemilu 2019 yang terus bergaung, terutama di media sosial, membuat risih kaum cendikia. Hal itu pun mendorong Gerakan Suluh Kebangsaan untuk membuktikan tudingan kecurangan yang disebut masif, terstruktur, dan sistematis tersebut.

Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD, Rabu (24/4) pun langsung mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum untuk melihat langsung kerja KPU dalam penghitungan suara Pemilu 2019, sekaligus melihat server yang digunakan KPU dalam proses penghitungan lewat Situng.

"Kami tadi melihat sendiri bahwa server pengolahan data itu ada di sini. Bohong kalau dibilang itu ada di Singapura. Orangnya (KPU) juga Indonesia semua enggak ada asingnya. Karena itu masyarakat harus tenang jangan sampai pemilu ini dirusak hoaks," jelasnya di Gedung KPU, Menteng, Jakarta, Rabu (24/4).

Kemudian Mahfud juga menjelaskan bahwa data yang ia terima dari KPU hari ini pukul 17.15, ada kesalahan entri di 101 TPS. 24 diantaranya laporan masyarakat, sisanya yang ditemukan KPU. Kekeliuran entri data sekitar 0,0004% atau 1: 2.500 TPS

Baca juga : Tak Ada Lagi 'Cebong' dan 'Kampret', Utamakan Persatuan Indonesia

"Dari situ menjadi tak mungkin kalau mau ada rekayasa terstruktur. Kalau terstruktur mestinya berpersen-persen. Enggak mungkin ada kesengajaan. Kita tak anggap kesalahan itu harus dibenarkan, tetapi harus dipahami dan itu bisa diselesaikan dalam adu data pada 22 Mei nanti. Jangan bertindak sendiri-sendiri dan terus terus menyebarkan hoaks seakan-akan ada rekayasa," Jelas Mahfud.

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) Asep Saefudin menekankan bahwa KPU yang sudah bekerja dengan profesional tentunya tidak mungkin lakukan satu kelalaian yang akan merugikan negara secara besar.

"Pencatatan itu dengan cepat diperbaiki melalui sistem yang baik tetapi memang ada entri yang dilakukan manusia sehingga mungkin ada beberapa kesalahan yang sifatnya tidak terstruktur, sistematis dan masif. Secara statistika eror yang terjadi itu tidak sistematik ke Satu paslon saja. Bisa ke 01 bisa ke 02," kata Asep.

Senada, anggota Gerakan Suluh Kebangsaan Alissa Wahid mengatakan KPU sudah melakukan proses verifikasi berjenjang. Ia malah menyebut ada pihak yang sengaja membangun sentimen negatif soal tudingan kecurangan KPU.

"Memang yang ingin disentuh sentimen emosional, banjir informasi bohong terus dilakukan. Ini pasti ada seseorang yang memanfaatkan untuk memelihara sentimen negatif kepada KPU. Karena itu menginformasikan kepada masyatakat agar tidak cemas, tidak terpengaruh. KPU punya kredebilitas yang cukup panjang dimata dunia untuk penyelenggara pemilu yang jujur adil dan transparan," pungkasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya