Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Lagi, Anggota KPPS di Cianjur Meninggal Diduga Kelelahan

Benny Bastiandy
22/4/2019 14:52
Lagi, Anggota KPPS di Cianjur Meninggal Diduga Kelelahan
Pemakaman Entis Tisna Sasmita, 60, salah seorang anggota KPPS 13 dimakamkan di TPU Sirna Raya, Cianjur, Senin (22/4).(MI/Benny Bastiandy )

MATA Yusup Ruslan berkaca-kaca. Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 13 RT 05/05 Perumnas Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, itu tak kuasa menahan harunya saat jasad. Entis Tisna Sasmita, 60, salah seorang anggota KPPS 13 dimakamkan di TPU Sirna Raya, Senin (22/4).

Entis meninggal dunia saat dalam penanganan tim medis di RS Dr Hafiz. Pensiunan PNS dengan jabatan terakhir sebagai kepala bidang di Dinas
Pertanian, Perkebunan, Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Cianjur itu, diduga kelelahan usai proses pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019.

"Pak Entis itu anggota KPPS nomor 5. Bagian pendaftaran. Waktu itu pak Entis sehat dan bugar," kata Yusup ditemui usai pemakaman almarhum di TPU Sirna Raya, kemarin.

Yusup menceritakan, pada malam sebelum pencoblosan atau Selasa (16/4), semua anggota KPPS di TPS 13 harus bergadang karena bertanggung jawab
terhadap keamanan logistik. Keesokan harinya pas pencoblosan, mereka tidak beristirahat, karena selesai pemungutan suara dilanjutkan dengan penghitungan suara.

"Pemungutan suara selesai pada pukul 13.30 WIB. Langsung kami lanjutkan dengan penghitungan suara hingga selesai pukul 24.00 WIB. Banyak berita
acara yang harus kami tanda tangani," jelas Yusup.

Waktu beristirahat yang hanya sebentar, lanjut Yusup, membuat stamina anggota KPPS menurun. Termasuk almarhum yang mulai mengeluhkan turunnya
stamina.

"Pada Kamis (18/4) kami menyerahkan 5 kotak suara ke desa (PPS). Setelah itu selesai, kami kembali lagi ke TPS untuk berbenah. Dari sana almarhum mengeluh lelah. "Jujur, saya juga waktu itu sudah sangat lelah," ungkapnya.

Pada Jumat (19/4), almarhum terkena stroke. Ia dibawa pihak keluarga ke rumah sakit. Karena kondisinya semakin menurun almarhum mendapat perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU).

"Hampir dua hari dirawat, pak Entis dikabarkan meninggal dunia jam 12 malam (24.00 WIB)," jelasnya.

Menurut Yusup, bukan kali ini saja almarhum tercatat sebagai anggota KPPS. Sebelumnya pada Pilgub 2018 lalu, almarhum juga tercatat sebagai anggota KPPS.

Yusup pun menitipkan pesan kepada para elite agar ke depan sistem Pemilu yang serentak seperti ini jangan lagi dilakukan. Dalihnya, sistem sekarang sangat memberatkan bagi para petugas KPPS karena harus bekerja secara maraton dalam waktu yang relatif mepet.

baca juga: Meninggalnya Anggota KPPS akan Dievaluasi

"Kalau bisa mah nanti, pemilihan presiden dan DPD. Kemudian dilanjutkan DPR dan DPRD. Apalagi dengan sistem sekarang banyak yang salah mencoblos karena terlalu banyak surat suara," tandasnya.

Kapolres Cianjur AKB Soliyah mengatakan sejauh ini sudah dua anggota KPPS di Kabupaten Cianjur yang meninggal dunia diduga dipicu karena kelelahan. Kondisi ini tentunya menjadi keprihatinan di tengah upaya mewujudkan sebuah demokrasi.

"Kami berempati dengan kejadian ini karena kita semuanya pejuang demokrasi. Para petugas KPPS ini harus fokus, teliti, dan jeli dalam penghitungan. Anggota kami juga (Polri) harus fokus dalam pengamanan," tegas Soliyah usai bertakziah ke rumah duka di Jalan Jeruk, Perumnas Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya