Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Edukasi Pemilu Serentak Jadi Tantangan Parpol

MI
02/4/2019 10:05
Edukasi Pemilu Serentak Jadi Tantangan Parpol
Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus( MI/Susanto)

Pelaksanaan pemilu serentak pertama kali di Indonesia dianggap bukan hal yang mudah bagi partai politik. Sosialisasi cara pemilihan, misalnya, menjadi kendala serius yang dikhawatirkan bisa berpengaruh pada kualitas pemilu kali ini.

"Kita tahu sekarang para caleg berkampanye pakai foto banner cukup banyak. Tapi, kemudian ketika calon pemilih datang ke TPS, di kertas suara tidak ada foto caleg. Artinya, mereka hanya mengindentifikasi nama dan nomor. Kondisi itu tentunya sulit bagi pemilih," ungkap Sekjen Golkar Lodewijk Paulus di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan menarasikan bagaimana agar masyarakat bisa memilih partai atau caleg menjadi kendala dan tantangan bagi parpol. Terutama, bagi masyarakat di daerah pedalaman yang biasanya tidak bisa memahami cara melakukan pemilihan secara detail. "Kita siasati dengan simulasi kertas suara. Tapi kan belum tentu semua paham. Apalagi, kadang simulasinya sudah dilakukan, tapi karena ada jeda waktu sebelum 17 April, bisa saja mereka sudah lupa pada hari pemilihan," ujar Lodewijk.

Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, mengatakan bahwa Pemilu 2019 merupakan salah satu momen yang paling monumental bagi bangsa Indonesia. Keberhasilan pemilu kali ini sangat menentukan perjalanan pemilu dan demokrasi Indonesia ke masa selanjutnya.

Baca juga: Golkar Beri Ruang yang Cukup Luas bagi Caleg Milenial

"Pemilu ini bukan hanya paling besar, melainkan juga eksperimental. Di mana keketatan kompetisinya luar biasa. Juga, masyarakat dihadapkan dengan hal baru yang tidak pernah ada dalam pemulu sebelumnya. Misalnya, ada lima surat suara yang harus dicoblos," jelas Titi.

Dia mengatakan partai politik memiliki peran yang sangat penting untuk menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat soal pemilu serentak. Namun, sejauh ini, kata Titi, perhatian itu belum begitu tampak karena partai politik dan para caleg lebih banyak berkampanye untuk diri mereka sendiri.

Akibatnya, proses sosialisasi tata cara memilih terabaikan. Apalagi, sejak awal gaung pilpres lebih mendomi-nasi pemilu kali ini. "Semua dibayang-bayangi pilpres. Semua orang membicarakan pilpres. Ini implikasinya besar sebab kita akan melakukan pemilu berbarengan," ucap Titi. (Pro/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya