Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Sandi Kembali Ditolak, BPN Sebaiknya Introspeksi

Micom
03/3/2019 09:06
Sandi Kembali Ditolak, BPN Sebaiknya Introspeksi
(MI/Nurul Hidayah)

CALON wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno ditolak ketika hendak bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat, belum lama ini. Petinggi pondok pesantren (ponpes) bahkan mengaku terpaksa mengeluarkan surat penolakan lantaran pihak Sandiaga dianggap ngeyel.

Sebab, sebelum dikeluarkannya surat tersebut, timses Sandiaga berkunjung ke Buntet untuk meminta izin, namun pihak Buntet menolak. Segenap keluarga besar Pondok Buntet secara tegas hanya mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga menyebut Sandiaga tidak mempersoalkan penolakan tersebut.

"Bang Sandi kan urat bapernya sudah putus. Jadi, proses ini menjadi latihan yang bikin Beliau makin kuat. Pemimpin Indonesia harus siap dengan segala respons masyarakat," ujar Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Faldo Maldini, Sabtu (2/3).

Baca juga: Relawan Nyatakan Ikrar Pemenangan Paslon 01 di Jabar

Namun, menurut juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan, pemaksaan kehendak yang dilakukan Sandiaga ke Pesantren Buntet nerupakan bentuk rasa tidak menghormati dan tidak memiliki etika kepada kyai/guru di pesantren tersebut.

Dia juga menilai pembelaan tim BPN yang menyebut urat Baper Sandi yang telah putus tidak boleh dijadikan dasar legitimasi dalam memaksakan kehendak demi meraih kekuasaan dengan segala cara.

"Kami menilai pernyataan Faldo terkait urat baper Sandiaga yang telah putus tidak bisa menjadi dasar legitimasi memaksakan kehendak hanya demi meraih kekuasaan," ujarnya, Sabtu (29/2).

Sandiaga dan tim suksesnya, kata Ace, harus belajar menghormati etika dan budaya pesantren tentang bagaimana tata cara bertemu guru/kyai sebagai sosok sesepuh yang harus dihormati.

Menurut dia, kasus penolakan Sandiaga harusnya menjadi bahan introspeksi terkait pola kampanye kubu 02.

"Kami menilai ada sesuatu yang salah dalam kunjungan Sandiaga sehingga mengakibatkan Pesantren Buntet mengeluarkan surat penolakan kehadirian dirinya. Hal ini kami rasa dapat dijadikan introspeksi bagi kubu Sandiaga terkait metode kampanye yang selama ini dinilai lebih memecah belah/adu domba," tukas Ace.

"Kami melihat Sandi menggunakan narasi kampanye yang hanya menjual mahal, sulit mendapatkan pekerjaan, namun tidak menawarkan sesuatu yang menjadi solusinya selain membanggakan kemampuan dirinya."

Penolakan terhadap Sandiaga memang bukan kali pertama terjadi. Pekan lalu, misalnya, masyarakat Tabanan Bali juga menolak kehadiran Capres nomor urut 02 itu. (RO/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik