Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MENKOPOLHUKAM Wiranto menyatakan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir masih perlu dipertimbangkan. Padahal sebelumnya Ba'asyir telah dinyatakan bebas sesuai dengan persetujuan Presiden Jokowi karena alasan kemanusiaan.
Menanggapi hal itu, Komisi III DPR Arsul Sani mengatakan pemerintah harus segera membuat keputusan pasti terkait hal itu. Keputusan harus dibuat dengan segera untuk menghindari semakin melebarnya opini publik.
"Ini saja sudah ditafsiri sebuah pencitraan politik lagi, padahal kalau kami di Komisi III ini ada permohonannya di 2017, permohonan itu kemudian diproses," ujar Arsul, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/1).
Baca juga: Pembebasan Ba'asyir, Jokowi: Tidak Bisa Jika Tidak Setia Pancasila dan NKRI
Arsul mengatakan, perihal pembebasan narapidana di atas usia 70 tahun sebenarnya memang sudah disertakan dalam RKUHP yang tengah berproses. Sehingga di masa mendatang pembebasan seperti pada Ba'asyir bukan hal yang aneh.
"Persoalannya ketika RKUHP belum jadi dan kemudian ada permohonan pembebasan seperti itu, maka harus digunakan pintu hukum lain. Itu bisa misalnya grasi, tapi grasi kalau dimohon, kalau tidak dimohon tidak bisa," tuturnya.
Arsul berpendapat, sebenarnya yang paling bijak dilakukan dalam kasus Ba'asyir ialah dengan memberikan pembebasan bersyarat. Salah satunya dengan jaminan dia tidak akan menyebar ideologi selain Pancasila setelah bebas.
"Saya kira itu yang sebetulnya disampaikan Pak Wiranto, bahwa itu sedang jadi kajian pemerintah," pungkasnya.(OL-5)
EKS narapidana teroris (napiter) Ustad Abu Bakar Ba'asyir berharap paslon jagoannya menang dalam Pilpres 2024.
HUBUNGAN Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dengan Timnas AMIN memanas, menyusul pernyataan Gus Ipul agar Warga Nahdliyin tidak memilih Capres yang didukung Abu Bakar Ba'asyir.
Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo, Abu Bakar Baasyir, juga terlihat mengikuti prosesi upacara pengibaran bendera dari awal hingga akhir.
"Laksana seorang ibu, yang sudah memberikan jasa tak terhingga, maka sudah jadi tanggung jawab saya untuk menjaga dengan mengorbankan jiwa dan raga untuk NKRI. Apapun risikonya,"
Silaturahim Deputi I beserta jajaran ini disambut hangat oleh pendiri Ponpes Al Mukmin Ustaz Abu Bakar Baasyir, Ketua Yayasan Ustaz Farid Maruf, Pimpinan Ponpes Ustaz Yahya Abdurahman.
MANTAN amir Jamaah Islamiyah (JI) Abu Bakar Ba’asyir menyatakan diri telah menerima Pancasila. Hal itu ia sampaikan melalui video yang viral beberapa waktu lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved