Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Publik Menunggu Komitmen Capres

Insi Nantika Jelita
15/1/2019 08:40
Publik Menunggu Komitmen Capres
(AFP/ADEK BERRY)

PUBLIK lebih mengharapkan komitmen dan implementasi atas visi-misi dan program yang disampaikan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam debat Pilpres 2019. Publik pun tidak menginginkan apa yang disampaikan capres dan cawapres berakhir sebagai retorika semata. 

Benang merah itu mengemuka menjelang debat perdana antara capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta, Kamis (17/1).

Dalam debat yang bertema hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme itu masyarakat juga berharap untuk dapat mendengar gagasan-gagasan konkret dan bukan pernyataan bombastis yang mengawang-awang.

Pendiri Rumah Milenial Sahat Martin P Sinurat, misalnya, menegaskan masyarakat, khususnya generasi milenial, tidak menyukai retorika panjang. Mereka lebih menyukai program yang langsung pada inti dan mudah diterapkan. “Kami ingin mendengar hal-hal konkret apa yang bisa dilakukan agar perubahan bisa segera terjadi dan berlanjut, bukan perubahan sesaat,” kata Sahat Martin, kemarin.

Mantan Ketua GMKI itu mengatakan generasi muda ­ingin penyampaian yang to the point dan bisa dilaksanakan. “Bagaimana strategi membangun gene­rasi yang antikorupsi dan tidak radikal. Bagaimana agar penegak hukum bisa melakukan tugas dengan benar dan tidak tebang pilih, serta bagaimana agar kasus-kasus HAM seperti di Papua, era 98, dan lainnya bisa diselesaikan sampai ke akarnya,” tegas dia.

Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Jimly Asshiddiqie, berharap agar debat berlangsung substantif. Kedua pasangan calon diharapkan dapat menahan diri untuk tidak saling kritik dengan tujuan menjatuhkan lawan.

Senada, Ketua U­mum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menilai dalam debat itu capres-cawapres harus menyertakan komitmen agar dapat melakukan perubahan hukum lebih baik.

Karena itu, Yusril Khaedar, 23, karyawan bank swasta nasional, meminta capres-cawapres agar dalam debat tidak hanya menyuguhkan visi-misi, tetapi juga langkah konkret dalam menyelesaikan masalah bidang hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

Terukur
Pengamat politik Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai Jokowi sebagai petahana memiliki keunggulan. “Karena kinerja Jokowi dapat diukur dan dapat dinilai langsung oleh masyarakat,” kata Ujang, kemarin. Menurut dia, penilaian masyarakat terhadap kinerja Jokowi sebagai petahana masih tinggi di bidang hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi yang akan menjadi tema debat pertama.

Dalam kaitan dengan pelaksanaan komitmen, anggota TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Dedek Prayudi, mengatakan idealnya pemimpin harus memiliki pengalaman. “Karena pengalaman sangat mahal harganya. Pengalaman adalah guru dan ilmu, pengalaman adalah kematangan, dan pengalaman adalah track record,” kata Dedek dalam keterangan resminya, di Jakarta, kemarin. (Riz/Ant/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya