Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PUBLIK lebih mengharapkan komitmen dan implementasi atas visi-misi dan program yang disampaikan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam debat Pilpres 2019. Publik pun tidak menginginkan apa yang disampaikan capres dan cawapres berakhir sebagai retorika semata.
Benang merah itu mengemuka menjelang debat perdana antara capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta, Kamis (17/1).
Dalam debat yang bertema hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme itu masyarakat juga berharap untuk dapat mendengar gagasan-gagasan konkret dan bukan pernyataan bombastis yang mengawang-awang.
Pendiri Rumah Milenial Sahat Martin P Sinurat, misalnya, menegaskan masyarakat, khususnya generasi milenial, tidak menyukai retorika panjang. Mereka lebih menyukai program yang langsung pada inti dan mudah diterapkan. “Kami ingin mendengar hal-hal konkret apa yang bisa dilakukan agar perubahan bisa segera terjadi dan berlanjut, bukan perubahan sesaat,” kata Sahat Martin, kemarin.
Mantan Ketua GMKI itu mengatakan generasi muda ingin penyampaian yang to the point dan bisa dilaksanakan. “Bagaimana strategi membangun generasi yang antikorupsi dan tidak radikal. Bagaimana agar penegak hukum bisa melakukan tugas dengan benar dan tidak tebang pilih, serta bagaimana agar kasus-kasus HAM seperti di Papua, era 98, dan lainnya bisa diselesaikan sampai ke akarnya,” tegas dia.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Jimly Asshiddiqie, berharap agar debat berlangsung substantif. Kedua pasangan calon diharapkan dapat menahan diri untuk tidak saling kritik dengan tujuan menjatuhkan lawan.
Senada, Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menilai dalam debat itu capres-cawapres harus menyertakan komitmen agar dapat melakukan perubahan hukum lebih baik.
Karena itu, Yusril Khaedar, 23, karyawan bank swasta nasional, meminta capres-cawapres agar dalam debat tidak hanya menyuguhkan visi-misi, tetapi juga langkah konkret dalam menyelesaikan masalah bidang hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.
Terukur
Pengamat politik Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai Jokowi sebagai petahana memiliki keunggulan. “Karena kinerja Jokowi dapat diukur dan dapat dinilai langsung oleh masyarakat,” kata Ujang, kemarin. Menurut dia, penilaian masyarakat terhadap kinerja Jokowi sebagai petahana masih tinggi di bidang hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi yang akan menjadi tema debat pertama.
Dalam kaitan dengan pelaksanaan komitmen, anggota TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Dedek Prayudi, mengatakan idealnya pemimpin harus memiliki pengalaman. “Karena pengalaman sangat mahal harganya. Pengalaman adalah guru dan ilmu, pengalaman adalah kematangan, dan pengalaman adalah track record,” kata Dedek dalam keterangan resminya, di Jakarta, kemarin. (Riz/Ant/X-6)
Prabowo yang berlatar belakang militer membutuhkan sosok berpengalaman di bidang ekonomi.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi memberikan restu kepada Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi cawapres untuk capres Anies Baswedan.
Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) Partai Golkar perlu mensosialisasikan capaian Partai Golkar dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Mmenjadi pemimpin nasional memerlukan kematangan lahir batin dan kedewasaan alam pikir yang digerakkan oleh suara hati pemimpin.
Para ulama mendoakan Ma'ruf akan selalu sehat dan dapat melaksanakan amanah.
Dalam debat kedua lalu, Prabowo menyebut Indonesia sudah melaksanakan B20. Namun, negara lain seperti Brasil sudah mencapai B90.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved