Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Apakah Perlu Menghentikan Insentif Impor Mobil Listrik? Ini Kata Peneliti

Despian Nurhidayat
27/8/2025 12:59
Apakah Perlu Menghentikan Insentif Impor Mobil Listrik? Ini Kata Peneliti
Pengunjung melihat mobil listrik yang dipamerkan di Trans Studio Mal, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (4/12/2024).(ANTARA FOTO/Arnas Padda/Spt.)

PENELITI Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Riyanto menyarankan insentif impor kendaraan listrik untuk dihentikan karena berpotensi menggerus daya saing industri otomotif lokal yang selama ini telah berinvestasi besar di Tanah Air.

"Mereka yang sudah investasi, memproduksi domestik dari Korea, dari Tiongkok juga ada. Itu sudah set up pabrik dengan kapasitas tertentu, tiba-tiba penjualan drop juga, karena fasilitas BEV impor," ungkapnya dalam diskusi yang digelar Forum Wartawan Industri (Forwin). 

Riyanto mengatakan sudah saatnya pabrikan memproduksi mobil listrik di Indonesia. Sebaiknya tidak ada penundaan untuk memproduksi lokal ataupun melanjutkan pemberian insentif mobil listrik impor. 

"Secara ekonomi (kendaraan yang diproduksi lokal) multiplier effect tentu sangat lebih besar, dibandingkan dari perdagangan, which is itu adalah CBU," jelas dia.

Jika insentif mobil listrik impor terus berlanjut, ujar dia, industri lokal bisa jadi hanya jadi pasar, bukan basis produksi.

"Kalau terus impor, tentu tujuannya kan mau jadi basis produksi. Kalau impor berarti menghambat itu," kata Riyanto.

Dia menyarankan sebaiknya insentif impor CBU mobil listrik selesai sesuai regulasi. 

"Kalau dibiarkan tidak fair buat mereka yang sudah terlanjur berinvestasi di Indonesia," kata Riyanto. (H-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya