Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PAMERAN otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 bukan sekadar pameran kendaraan baru dan industri pendukungnya, tetapi juga peduli dengan isu-isu global terkini, termasuk isu lingkungan. Hal ini tertuang dalam The 16th Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) yang berlangsung di GIIAS, Kamis (18/8).
Seminar internasional ini diikuti oleh narasumber dari sektor-sektor bersinggungan langsung dengan industri otomotif masa depan seperti dari pemerintah, industri hingga profesional di bidangnya. Dari kalangan pemerintah diwakili oleh Menteri Perindustrian RI oleh Agus Gumiwang Kartasasmita melalui teleconference, sementara dari industri diwakili Executive Vice President Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing, Prasanna Ganesh dan Chief Operating Officer PT Sokonindo Automobile (DFSK) Franz Wang.
Ada juga perwakilan dari institusi pendidikan yaitu dari Universitas Indonesia Kiki Verico sebagai Associate Director for Research, LPEM FEB UI, kemudian dari industri pendukung kendaraan listrik untuk Asia Pasifik dan Australia diwakili oleh Franz Kinzer dari AVL List GmbH.
Seminar internasional ini juga dihadiri oleh jajaran pengurus Gaikindo yaitu Rizwan Alamsjah sebagai Ketua Pengelenggara GIIAS sekaligus Ketua III Gaikindo, Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiharto dan Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara.
Dalam sambutannya, Menperin Agus Gumiwang menyampaikan, sudah saatnya industri otomotif secara menyeluruh bergerak untuk membawa teknologi terbaru yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan untuk masa depan yang lebih baik.
“Orang-orang butuh teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari polutan. Dalam beberapa hari ini kita sudah melihat bagaimana antusiasnya orang-orang terhadap kendaraan listrik. Dari situ saya menganggap bahwa electric mobility bukan sekadar memproduksi kendaraan listrik, industri otomotif dan kelistrikan saja. Tapi juga membawa gambaran yang lebih komprehensif lebih besar tentang bagaimana teknologi yang lebih ramah lingkungan yang seharusnya,” ujar Agus Gumiwang.
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia akan memproduksi sebanyak 600 ribu mobil listrik, truk dan bus listrik di 2030. Sementara untuk kategori kendaraan roda dua sebanyak 3 juta unit. Agus mencatat saat ini terdapat 4 produsen bus listrik, 3 produsen mobil listrik dan 31 produsen motor listrik yang punya fasilitas produksi di Indonesia.
"Transfer teknologi adalah kata kunci dari peralihan ini. Bukan hanya teknologi baterai saja, namun semua hal yang berkaitan dengan kendaraan listrik. Mesin penggerak, baterai dan komponen yang bersentuhan langsung dengan lingkup kendaraan listrik ini harus dijaga,” imbuhnya.
Ia juga menyinggung soal pemanfaatan industri menengah dan kecil untuk memproduksi ragam komponen yang bisa diproduksi untuk kendaraan listrik agar semua pihak benar-benar saling bahu-membahu dalam hal percepatan kendaraan listrik di Indonesia. "ini adalah simbiosis mutualisme yang sangat baik untuk membuat manufaktur yang besar tetap terkoneksi dengan industri menengah dan kecil," ujar Agus Gumiwang.
Sementara Franz Kinzer dari AVL List GmbH mengungkapkan, faktor terpenting untuk percepatan elektrifikasi otomotif di tanah air adalah penggunaan komponen baterai di kendaraan listrik, mampu memenuhi ekspektasi calon konsumen. Pasalnya, persoalan baterai tidak lepas dari lifecycle komponen itu sendiri. Kuncinya adalah bagaimana membuat baterai dengan masa pakai panjang.
"Jika semua kondisi ini bisa berjalan sesuai dengan perencanaan berikut penerapan regulasi dan dukungan semua pihak termasuk peralihan industri menengah dan kecil, bukan tak mungkin target produksi kendaraan listrik minimal 600 ribu unit (untuk mobil, bus dan truk) sertai 3 juta unit (untuk motor) di Indonesia lebih cepat tercapai," tutup Kinzer. (S-4)
Konferensi ini bertujuan memberdayakan perempuan dari berbagai latar belakang dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam membentuk masa depan bangsa.
Accor menggelar Konferensi General Manager 2025 untuk Indonesia dan Malaysia pada 17–18 Februari 2025 di Mövenpick Hotel Jakarta City Centre dengan tema “CONNECT”.
Experiential learning bertujuan mengubah pembelajaran literasi menjadi pengalaman yang bermakna, relevan, dan menyenangkan bagi siswa.
Tema yang diangkat konferensi internasional Untar ini menyoroti perlunya perubahan ini karena masyarakat sekarang mengharapkan perusahaan untuk mendukung perubahan sosial dan lingkungan.
IC-NCD 2024 ini diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional (Unas) yang bekerja sama dengan Center for Botanicals and Chronic Disease.
Perwakilan dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengikuti CAFEO 42 yang digelar di Malaysia. Keikutsertaan itu dimaksudkan untuk mencari partner atau jaringan di bidang pertambangan.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
ASOSIASI Pengusaha Pengelola Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Aspel B3) Indonesia melantik pengurus baru di Batam, Kepulauan Riau.
Meski sebagian universitas mengadopsi kebijakan sustainability, banyak yang belum memiliki implementasi secara sistematis.
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Diskusi bersama diskusi bersama Gubernur dan DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur digelar untuk menyusun perda terkait kelestarian lingkungan.
Di titik pemberangkatan, peserta melakukan penanaman pohon sebagai simbol komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved