Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DULU, setidaknya hingga lima tahun terakhir, selepas musim mudik Lebaran, media massa biasanya ramai memberitakan operasi yustisi di sejumlah kota besar, terutama Jakarta. Di televisi, kita menyaksikan wajah-wajah lugu setengah ketakutan di sejumlah perkampungan urban didatangi aparatus kota. Tidak jarang saudara-saudara kita itu juga dirazia di terminal maupun pelabuhan. Para pendatang yang dianggap ‘haram’ itu diperiksa kelengkapan identitasnya. Alasannya, seperti yang sering kita dengar dan baca di buku-buku pelajaran sekolah, mereka yang dianggap tidak memiliki skill dapat menimbukan masalah sosial baru di perkotaan, seperti meningkatnya angka kriminalitas, pengangguran, dan sebagainya.
Lucunya, mereka yang kerap lantang ‘berteriak’ antipendatang itu umumnya ialah kalangan kelas menengah kota yang notabene dulunya juga berasal dari kampung. Baik itu pengamat sosial, anggota dewan, maupun para pegawai pamong praja. Sebagian dari mereka mungkin memang merupakan kaum berpendidikan yang katanya dianggap punya keahlian, tapi tidak menutup kemungkinan pula ada yang cuma bermodalkan koneksi, kolusi, dan nepotisme, serta sedikit keterampilan tipu-tipu dan menjilat, bukan? Lagi pula apa hak sekelompok warga negara melarang warga lainnya untuk tinggal di suatu wilayah atau teritori?
Betul, urbanisasi yang tidak terkendali dapat menimbulkan persoalan. Justru di situlah tantangannya, bagaimana negara mengelola pembangunan agar dapat dinikmati seluruh warganya, baik yang tinggal di desa maupun kota. Bukan malah melemparkan persoalan kepada mereka. Oleh karena itu, program pembangunan desa (yang ditopang anggaran/dana lumayan besar) yang kini gencar dicanangkan pemerintah sudah sepatutnya dikawal dengan serius agar implementasinya berjalan mulus sehingga tidak sekadar jadi slogan. Begitu pula dengan aturan mengenai otonomi daerah yang misi utamanya dibuat untuk menyejahterakan warga, perlu dikembalikan ke khitahnya agar tidak cuma menguntungkan segelintir elite lokal beserta kroninya.
Menurut World Economic Forum, pada abad ke-21 ini urbanisasi merupakan persoalan global. Prospek urbanisasi dunia yang dilakukan PBB (UN World Urbanization Prospects) pada 2018 menyebut populasi yang meningkat pesat di kota-kota besar akan menjadi kontributor yang signifikan bagi perkembangan ekonomi. Menurut studi tersebut, jumlah kota regional hingga menengah (dengan jumlah penduduk antara 500 ribu hingga 5 juta jiwa) akan membengkak secara drastis pada 2030 dan akan menjadi pusat ekonomi yang kian berpengaruh.
Jika kita perhatikan perkembangan kota-kota besar di Asia Tenggara yang umumnya ditandai dengan bangunan tinggi menjulang, menjamurnya apartemen, kafe, dan mal kelas dunia, beserta infrastruktur jalan dan transportasi yang didanai konsorsium internasional, wajah globalisasi terlihat di sana. Namun, tak bisa dimungkiri denyut perekonomian di tengah lanskap perkotaan yang supermodern itu juga digerakkan oleh mereka yang berasal dari kampung, entah yang mengadu nasib sebagai kurir, pengemudi ojek online, buruh pabrik, asisten rumah tangga, pedagang kaki lima, maupun yang cuma bermodalkan keterampilan joget viral di media sosial.
Laju urbanisasi yang ikut membentuk wajah dan tatanan ekonomi global itu jangan pernah dianggap sepele. Ia justru harus dikelola dengan serius dan sungguh-sungguh, baik oleh komunitas, lembaga swadaya masyarakat, maupun pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Solusinya, lagi-lagi, tentu saja tidak cukup hanya dengan menggelar operasi yustisi. Wasalam.
Contoh lainnya pemimpin yang gagal mengelola urusan beras ialah Yingluck Shinawatra.
Biar bagaimanapun, perang butuh ongkos. Ada biaya untuk beli amunisi dan peralatan tempur.
WAKTU pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) ataupun legislatif (pileg) tinggal menghitung hari
Seperti halnya virus korona, bentuk patologi sosial semacam itu kini juga masih ada dan bergentayangan. Mereka cuma bermutasi menjadi bentuk lain, dari yang kelas teri hingga kakap.
Ditambah dampak fenomena El Nino, bisa dibayangkan bagaimana ‘kerasnya’ hidup di Ibu Kota dalam beberapa hari ke depan.
Menko AHY paparkan tiga langkah konkret atasi urbanisasi dan krisis iklim global di Forum BRICS, fokus pada keadilan sosial, lingkungan, dan infrastruktur berkelanjutan.
Yayat mengatakan fasilitas itu berupa penerima bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus hingga Kartu Lansia Jakarta (KLJ) yang hanya disasar kepada warga pemilik KTP Jakarta.
Nurrahman mengatakan pihaknya memberikan persyaratan kepada penduduk yang akan ke DKI Jakarta untuk mempersiapkan dokumen kependudukan untuk memudahkan pelayanan.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengakui, meskipun upaya pengawasan dilakukan, masih ada rembesan pendatang yang lolos.
KETUA DPRD DKI Jakarta Khoirudin meminta para pendatang baru yang akan masuk Jakarta atau melakukan urbanisasi setelah Lebaran tahun ini memiliki keahlian atau skill tertentu.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung menilai dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini akan banyak warga pendatang dari daerah lain mencari kerja di Jakarta atau urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved