Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pentingnya Kedokteran Maritim Daerah Kepulauan

Agung Dhamar Syakti Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Ketua Umum Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia
04/4/2023 05:05
Pentingnya Kedokteran Maritim Daerah Kepulauan
(Dok. Pribadi)

SEBAGAI negara maritim bercirikan kepulauan, Indonesia dihadapkan dengan tantangan terkait dengan angka kejadian penyakit maritime contact infectious disease, yang berhubungan dengan mobilisasi penduduk antarpulau, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam kontek negara maritim, kita juga dihadapkan dengan permasalahan kesehatan kerja pelaut, penyelam dan nelayan, keselamatan pelayaran, sistem manajemen dan karantina penyakit, serta keamanan dan higienitas makanan selama pelayaran.

Di sisi lain, dikutip dari website Konsil Kedokteran Indonesia, jumlah dokter di Indonesia ialah 262.369 dokter (dokter umum, dokter gigi, dan spesialis), yakni lebih dari 90%-nya ditempatkan di Pulau Jawa, Sumatra, dan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. Terdapat 8 provinsi daerah kepulauan (Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, NTB, dan NTT, Sulawesi Tenggara, dan Sulut) yang jumlah dokternya hanya sekitar 6,04% (15.346).

Harus ada afirmasi pengembangan SDM dan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah terdepan (3T). Di antaranya ialah pengembangan SDM Kedokteran Maritim seperti di Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau yang memang belum memiliki Fakultas Kedokteran (FK) pada PTN-nya. Ketersediaan SDM ini akan membantu penguatan sistem manajemen kedokteran maritim, yang merujuk pada tatanan tatalaksana masalah kesehatan standar Indonesia dengan karakteristik demografi, budaya, dan kondisi alam daerah.

Kedokteran Maritim (Maritime Medicine), menurut International Maritime Medicine Association (IMMA) mencakup masalah kesehatan pada lingkungan pelayaran (mikro dan makro), standar kesehatan untuk pekerja pelayaran, paparan bahaya pada pelaut, penumpang, tenaga penunjang pelayaran, pekerja galangan kapal dan pelabuhan, kondisi lingkungan kerja, sanitasi, nutrisi, pencegahan infeksi dan toksikologi. Lalu, pelayanan telemedikal dan ketersediaan pelayanan medis dasar, sampai dengan evakuasi medis di atas kapal, pekerja selam anjungan lepas pantai, juga permasalahan pada kesehatan penyelaman, hiperbarik, serta aplikasi terapannya di fasilitas pelayanan kesehatan.

 

Komprehensif

Pengembangan keilmuan dengan unggulan Kedokteran Maritim diharapkan mampu merencanakan mengelola dan mengevaluasi masalah di bidang kedokteran dan kesehatan kemaritiman secara komprehensif. Para dokter di daerah kepulauan harus menguasai konsep teoritis, dasar, pencegahan penyakit infeksi dan penatalaksanaan penyakit sehingga penerapannya menjadi solusi dalam mengatasi akar masalah, dan pemecahan masalah penyakit infeksi tropis, dan maritime-related infectious disease serta permasalahan hiperbarik.

Secara spesifik, Kemendikbud-Ristek, Kemenkes dan juga Konsil Kedokteran Indonesia harus mendorong pengembangan FK atau FK dan Ilmu Kesehatan di daerah provinsi kepulauan, dengan target menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi unggul di bidang Kedokteran Maritim.

Antara lain, menguasai dan mengembangkan biologi molekular dalam menjelaskan fenomena klinis penyakit, dan dampak kesehatan pada komunitas kelautan seperti masyarakat pesisir atau lebih khusus lagi suku laut.

Juga, menguasai dan mengembangkan farmakologi klinik, dalam penyelesaian masalah klinis penyakit, dan dampak kesehatan pada komunitas kelautan. Menguasai dan mengembangkan evidence-based medicine dalam penanganan masalah individu dan masyarakat kelautan.

Selanjutnya, menguasai dan mengembangkan pengetahuan mengenai surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pengawasan obat, obat tradisional, makanan, minuman, produk komplemen, bahan berbahaya (OMKABA), serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas darat negara.

Selain itu, menguasai dan mengembangkan pengetahuan mengenai manajemen International Health Regulation (IHR)- Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dengan manajemen pencegahan, perlindungan, pengawasan, dan pemberian respons terhadap kejadian yang menyebabkan penyebaran penyakit secara internasional, yang mengancam keselamatan kesehatan masyarakat internasional, serta mengganggu lalu lintas internasional (orang, barang, dan alat angkut).

Lulusan FK atau FKIK dari perguruan tinggi daerah kepulauan dengan tetap mengacu kepada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (Permendikbud Nomor 3/2020), dan sesuai dengan karakter sosial budaya masyarakat, juga harus mampu bertugas sebagai pelayan masyarakat. Dokter yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang holistis dan komprehensif berdasarkan bukti terbaik, mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat, berkomunikasi dan mengatasi masalah kesehatan. Terutama, di bidang Kedokteran Maritim secara profesional, disertai keimanan dan ketakwaan pada Tuhan YME, pribadi berkarakter, akhlak mulia, beretika, berbudi pekerti, dan menjunjung tinggi moralitas, bertanggung jawab sosial, cinta Tanah air, dan berkomitmen untuk menyehatkan kehidupan masyarakat.

Pengambil keputusan. Dokter yang berpikir kritis dan kreatif dan memiliki kemampuan literasi di bidang sains, finansial, sosial dan budaya, serta teknologi informasi dalam menghadapi permasalahan kesehatan secara umum yang kompleks, juga, di bidang kedokteran maritim dengan pendekatan individual, berpusat pada pasien dan berbasis sains.

Komunikator. Dokter yang mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal maupun nonverbal dengan individu, keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain dalam mempromosikan pola hidup bersih dan sehat dengan bahasa yang efektif sehingga menggerakkan individu dan masyarakat untuk berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan yang unggul sesuai dengan karakter sosial dan budaya, terutama dalam pencegahan penyakit akibat aktivitas kemaritiman.

Lalu, pemberdaya masyarakat. Dokter yang dapat dipercaya masyarakat sebagai pemberdaya lingkungan, pencegah dan promotor kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar di bidang kesehatan individu, keluarga, dan komunitas terutama dalam upaya peningkatan kesehatan di wilayah maritim.

Manajer. Dokter yang mampu memimpin, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi tata Kelola baik masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehesif, holistis, terpadu, dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

Sejatinya, kesehatan ialah salah satu pilar utama dalam membangun peradaban bangsa, dan memajukan ekonomi suatu bangsa. Membangun Indonesia dari pinggiran (3T) dapat dilakukan melalui pemenuhan SDM kedokteran dan kesehatan yang memiliki standar kompetensi yang spesifik Kedokteran Maritim sehingga mampu menjadikan pembangunan manusia yang berkualitas dan produktif.

Dengan demikian, pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait harus dapat mendorong pembentukan FK atau FK dan Ilmu Kesehatan di daerah-daerah provinsi kepulauan. Selain tentunya, dukungan dari pemda serta masyarakat provinsi daerah kepulauan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik