Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BEBERAPA minggu terakhir ini, flu burung menjadi topik berita terkini di beberapa media sosial. Bahkan ada yang menghubungkannya dengan kemungkinan terjadinya wabah seperti yang pernah terjadi di beberapa negara termasuk Hongkong sekitar tahun 2016 sampai 2017 lalu.
Flu burung (Avian Flu) merupakan penyakit yang disebabkan virus influenza tipe A dan ditularkan dari unggas ke manusia. Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menular pada unggas, baik unggas liar atau unggas peternakan seperti ayam, bebek, angsa dan burung. Walaupun demikian ada beberapa varian virus flu burung yang dapat berpindah dari unggas ke manusia, yaitu H5N1, H5N6, H5N8, H7N9, dan H10N3.
Penyakit ini dapat ditularkan bila seseorang menelan atau menghirup percikan cairan tubuh atau kotoran unggas yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dengan tangan yang sudah terkontaminasi virus dari cairan tubuh atau kotoran unggas yang sakit.
Baca juga: Membangun Sinergi Komunitas Gerakan Islam Wasatiah
Gejala flu burung secara umum akan muncul dalam 2-5 hari setelah terpapar virus, meliputi demam, batuk, sakit tenggorokan, hidung berair dan tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, dan dalam kondisi berat dapat terjadi sesak napas, kejang dan gangguan syaraf.
Pada tahun 2003-2014 telah dilaporkan 56 kasus konfirmasi flu burung varian H5N1 dengan 37 kematian (CFR: 66,1%). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa virus H5N1 telah menjangkiti 862 orang di seluruh dunia dan menyebabkan 455 kematian sampai tahun 2020. Pada tanggal 22 Februari 2023, terjadi kematian pertama akibat H5N1 di Kamboja, sampai tanggal 25 Februari 2023 sudah tercatat ada 58 kasus baru flu burung di negara tersebut.
Adapun beberapa cara pengobatan flu burung termasuk terapi plasma konvalesen dan obat-obat antivirus seperti osetalmivir dan sejenisnya, di mana obat-obatan ini harus diberikan dalam waktu dua hari setelah gejala muncul.
Diagnosis flu burung hampir serupa dengan SARS-CoV-2, karena merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan, yaitu dengan melakukan kultur swab (usap) hidung dan tenggorokan. Selain itu juga dengan tes PCR untuk mendeteksi keberadaan virus, tes darah untuk mengecek jumlah sel darah putih, dan foto rongga dada untuk mengetahui kondisi paru-paru penderita.
Pencegahan penularan flu burung terutama dengan mencegah terpapar virus. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencuci tangan, makanan daging atau telur unggas dimasak sampai matang, mengenakan masker arau pelindung diri terutama bagi peternak unggas, petugas medis dan keluarga pasien yang merawat pasien.
Kebersihan diri dan alat pelindung merupakan pertahanan pertama terpenting dalam mencegah penularan flu burung. Risiko tertular juga dapat dicegah dengan menjaga kondisi tubuh dan menjalankan pola hidup sehat. Kita sudah belajar banyak dari penyakit-penyakit virus sebelumnya. Tetap optimistis tetapi juga waspada.
Kasus tersebut merupakan yang pertama dicatat di Inggris sejak Juni 2017.
Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan di Tiongkok mengatakan kasus tersebut terjadi di sebuah peternakan yang memiliki 7.850 ayam, 4.500 ekor di antaranya meninggal karena flu burung.
Delapan ayam mati mendadak di peternakan di negara bagian Schleswig-Holstein. Sisa unggas yang ada di peternakan itu telah dimusnahkan dan dibuang sesuai aturan yang ada.
Virus yang tidak berbahaya bagi manusia namun bisa merugikan sektor pertanian, sejauh ini, telah ditemukan di Belgia, Belanda, Rusia, Irlandia, dan Inggris.
Kasus flu burung ditemukan di peternakan ayam yang berlokasi di wilayah Fukuoka dan Kagawa. Gelombang flu burung dimulai awal November ini.
Pemerintah Belgia melaporkan wabah flu burung H5N5 yang sangat patogen di salah satu peternakan unggas di negara tersebut.
Pemberian MPASI memiliki syarat yakni aman dan higenis. Makanan yang diberikan tidak bisa sembarang karena daya tahan tubuh anak dengan umur tersebut tidak sekuat usia remaja maupun dewasa.
Jangka pendek, bahaya timbel bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi atau ingesti yang dihirup atau pun melalui makanan yang terserap oleh darah dan mengganggu fungsi organ.
Keterlambatan motorik pada anak bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius seperti hidrosefalus, palsi serebral, dan skizensefali.
Federation Dental International dan WHO menargetkan anak usia 5-6 tahun setidaknya 50% di antaranya harus bebas dari karies gigi di setiap negara.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Target WHO tampak reasonable, tapi kecil kemungkinan terealisasi pada tahun ini. Untuk mencapainya, perlu upaya super: supermasif, superglobal, dan superserius
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved