Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SETELAH sempat melandai, kasus covid-19 di Indonesia melonjak lagi. Berdasarkan laporan Satgas Penanganan Covid-19, pada Jumat (29/7) ada total tambahan kasus positif sebanyak 5.831 orang. Dari angka itu, DKI Jakarta dan Jabar menjadi penyumbang terbanyak, yakni 2.987 orang dan 1.095 orang. Padahal, Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunus Miko Wahyono pernah bilang, Jakarta aman dari covid-19 jika kasus harian di bawah 100 selama satu pekan. Itu artinya, Jakarta khususnya, sedang tidak baik-baik saja.
Lalu, kapan dong kelarnya ini pandemi? Sabar bos, kalem. Virus korona itu bukan seperti tentara Rusia yang dengan mudah bisa manut oleh perintah Vladimir Putin. Ia terus-menerus bergerilya, bermutasi, dan bisa jadi mesin pembunuh jika pertahanan tubuh kita lemah. Lebih dari dua tahun setelah WHO menyatakan wabah covid-19 sebagai pandemi dan lebih dari 18 bulan setelah vaksinasi covid-19 pertama kali didistribusikan secara luas, tampaknya sejauh ini memang belum ada titik terang kapan krisis ini akan berakhir. Bukan cuma di Indonesia, melainkan juga belahan dunia lainnya.
Jika berkaca dari wabah sebelumnya, seperti flu babi atau HIV/AIDS yang dulu sangat menghebohkan itu, sepertinya pandemi covid-19 ini memang tidak akan betul-betul berakhir. Paling banter hanya jadi endemi. Virusnya tidak hilang, tetapi tingkat kasus tidak lagi mengakibatkan krisis medis yang merepotkan. Seperti saat WHO mengumumkan flu babi sebagai endemi pada Agustus 2010. Pernyataan itu tidak menandai akhir dari kasus tersebut. Sebaliknya, mereka menjelaskan bahwa kasus dan wabah masih diperkirakan akan terjadi, tetapi mengikuti pola flu musiman yang normal.
Pertanyaannya ialah pola normal yang seperti apa dan bagaimana kemampuan suatu wilayah/negara mengelola situasi tersebut? Apalagi penyakit bukan cuma covid-19. Ada malaria, Tb, kolera, demam berdarah, dan sebagainya yang masih bergentayangan di muka bumi. Sejauh mana ketahanan suatu negara mengatasi persoalan-persoalan itu sehingga tidak menimbulkan, bukan cuma krisis kesehatan, melainkan juga ekonomi maupun politik. Negara-negara maju mungkin bisa mengendalikan HIV/AIDS meski tidak dapat memberantas virusnya 100%. Namun, bagaimana dengan negara-negara miskin di Afrika. Belum lagi mereka masih harus menghadapi wabah ebola, cacar monyet, atau kolera, misalnya.
Pandemi atau endemi bukanlah serangkaian peristiwa biologis terpisah yang hanya bakal jadi bagian sejarah setelah penyakitnya purna. Mereka juga telah memicu krisis moral, menguji batas kohesi sosial, dan kepercayaan. Itu sebabnya suatu negara kini tidak bisa membiarkan negara lainnya telantar dalam kubangan krisis kesehatan berkepanjangan. Itu mengapa distribusi vaksin juga harus merata. Begitu pun dengan pembangunan infrastruktur kesehatan dan sanitasi, tidak boleh lagi diabaikan. Ia harus jadi prioritas utama sebagai salah satu pilar untuk menopang ketahanan dari terpaan krisis.
Ketimbang menunggu kapan covid-19 berakhir, pandemi itu sebaiknya dijadikan bahan diskusi tentang pelajaran apa yang bisa dipetik dari wabah ini dan langkah apa yang bisa dan harus dilakukan di masa depan. Dua tahun lebih wabah itu secara gamblang telah menunjukkan dampaknya yang ganas. Alangkah naif jika kita tidak bisa belajar sedikit pun darinya. Para ahli medis, misalnya, mungkin memperdebatkan berapa tingkat infeksi yang dapat diterima/ditoleransi. Para politikus memperdebatkan implikasi dari pencabutan pembatasan sosial. Kita, masyarakat awam, paling-paling hanya bisa berdiskusi dengan kerabat, teman, atau tetangga, tentang cara terbaik untuk bertahan hidup. Enggak usah jauh-jauh mikir kapan wabah ini akan berakhir. Yang penting sabar, ikhtiar, dan tetap menjalani pola hidup sehat. Moga-moga saja dengan begitu kita semua bisa selamat. Amin ya rabbal alamin.
Berkat prestasi itu, para Army (sebutan untuk fan BTS) membandingkan musikus idola mereka dengan band legendaris Inggris, The Beatles.
BEBERAPA hari lalu, seorang kawan membagikan video di akun Facebook-nya.
Resesi adalah kondisi pertumbuhan ekonomi minus di dua kuartal berturut-turut. Sejumlah negara, termasuk Singapura, malah sudah terjerembap lebih dulu.
SEJAK tiga bulan terakhir, saya jadi sering nonton Youtube, tapi bukan gosip atau talk-show politik. Berat dan membosankan.
IA hanya sehelai kain. Dilengkapi dua tali pengikat, ukurannya cuma pas untuk menutupi hidung hingga dagu.
SAYA senyum-senyum sendiri ketika membaca salah satu laporan di New York Times yang diunggah pada 19 Oktober 2020
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved