Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
"EEEH... itu orang udah gak pakai baju, ketawa-ketawa sendiri lagi di jalan, orang gila tuh."
"Pakaiannya lusuh banget tuh apalagi rambutnya kayak enggak keramas 1 bulan, pasti dia orang gila."
Apakah kita pernah berkata seperti kalimat-kalimat tersebut? Atau bahkan, pernah mendengar orang lain berbicara atau berkomentar demikian? Seseorang yang memiliki gangguan psikologis berat seperti skizofrenia kerap kali diberikan stigma negatif oleh masyarakat, salah satunya dengan label 'orang gila'. Hal itu dikarenakan mereka berpakaian, berbicara, pun berperilaku yang menyimpang atau tidak sesuai dari norma yang ada di masyarakat.
Label lain yang seringkali dikaitkan dengan skizofrenia adalah 'berbahaya', 'pemalas', 'lemah', dan sebagainya. Label yang melekat pada individu dengan skizofrenia tidak hanya berkonotasi negatif, namun juga diskriminatif dan tidak etis. Dampaknya, mereka menjadi sulit untuk mendapatkan dukungan dan akses pengobatan yang diperlukan. Jadi, mari mengenal lebih dekat mengenai skizofrenia sehingga stigma negatif pun dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikologis yang menyebabkan gangguan baik dari pemikiran, perasaan, maupun perilaku (Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, prevalensi gangguan skizofrenia di Indonesia sebanyak 6,7 per 1.000 rumah tangga. Hal ini berarti dalam 1.000 rumah tangga, terdapat 6,7 rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga dengan skizofrenia (Jayani, 2019).
Terdapat beberapa gejala skizofrenia, mulai dari; a) halusinasi, yakni seseorang mendengar, melihat, mencium, dan/atau merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada, b) delusi, yakni keyakinan yang menetap, salah, dan tidak masuk akal namun masih dipercaya walaupun semua bukti bertentangan, c) pemikiran (dan pembicaraan) yang tidak terorganisir, misalnya berpindah dari topik ke topik lain yang tidak ada hubungannya dengan topik sebelumnya atau berbicara beputar-putar, d) serta perilaku yang tidak terorganisir, misalnya mempertahankan postur yang kaku, tidak pantas, aneh, ataupun adanya aktivitas motorik tanpa tujuan yang berlebihan.
Skizofrenia juga memiliki gejala negatif seperti penurunan kesenangan dan minat, ketidakmampuan untuk terhubung dengan orang lain, dan/atau tidak menunjukkan emosi sesuai dengan situasi (Levine & Levine, 2009; Marcsisin & Gannon, 2017; APA, 2022; Preda, 2022).
Gangguan skizofrenia sama seperti gangguan fisik yang lain. Mereka juga sedang sakit dan terluka. Namun perbedaannya, rasa sakitnya tidak kasat mata. Jika kita mampu mengatakan kata-kata positif dan menguatkan pada individu yang sakit secara fisik (misalnya diabetes dan kanker), kita juga bisa mulai mengatakan itu pada individu dengan skizofrenia.
Mereka juga butuh penerimaan, dukungan, dan motivasi dari kita sebagai bagian dari masyarakat. Individu dengan skizofrenia pun bisa pulih dan berfungsi secara penuh di masyarakat dengan adanya pengobatan yang berkesinambungan dan dukungan sosial yang tepat. Kita bisa membuat dunia menjadi lebih hangat— terlebih pada individu yang mengalami gangguan psikologis seperti skizofrenia. Mari buang label negatif dan mulai memandang mereka sebagai manusia yang seutuhnya. Mari belajar memanusiakan manusia.
POLISI menyebut bahwa ibu berinisial SNF (26) yang membunuh anak kandungnya di Bekasi, mengidap skizofrenia. Indikasi kondisi kejiwaan ibu tersebut didapat lewat pemeriksaan psikologi.
Setelah menjalani autopsi di RS Polri, jenazah anak berumur 5 tahun yang dibunuh ibu kandungnya dimakamkan di permakaman umum Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Polisi mengungkapkan bahwa, SNF (26), ibu yang membunuh anaknya di Bekasi Utara, Kota Bekasi, membenturkan kepalanya ke dinding sel ruang tahan
Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.
Tempat rehabilitasi Gramesia Cirebon sering mendapati anak usia sekolah yang mengalami stres, depresi, dan gangguan mental lainnya.
Kepatuhan terhadap pengobatan dan dukungan sosial yang kuat merupakan kunci utama dalam proses pemulihan pasien yang mengalami Gangguan Bipolar (GB) dan Skizofrenia
Polres Garut mendatangkan dokter kejiwaan untuk memeriksa pelaku pembunuhan dan mutilasi di Garut, Jawa Barat.
"Selalu diperiksa secara rutin tes kejiwaan dan mentalnya sehingga tidak ada lagi arogansi terulang,"
Tim Psikologi Forensik masih mendalami kepribadian dari tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur.
Observasi kejiwaan terhadap ibu LN alias A dilakukan selama 14 hari ke depan dan ditangani oleh psikiater RS Polri.
"Secara aturan, dokter jiwa diberi kesempatan 14 hari untuk observasi dan menentukan status mentalnya."
TERSANGKA kasus produksi film porno, Francisca Candra Novitasari atau Siskaeee, telah selesai menjalani pemeriksaan kejiwaan di Biddokkes Polda Metro Jaya pada Kamis (1/2).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved