Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
ADA dua isu utama yang patut dinanti ketika Indonesia didapuk menjadi pemimpin dalam forum internasional G-20 pada 2021. Pertama, kapasitas Indonesia sebagai motor perubahan bagi 19 negara plus Uni Eropa yang tergabung sebagai anggota dalam forum tersebut. Kedua, mampukah ajang ini menjadi kesempatan unjuk kualitas penunjang perekonomian dalam negeri, bangkit usai dihempas badai covid-19, yang hingga kini belum berakhir.
Terlebih Presidensi G-20 juga seperti pengakuan bahwa Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang mampu bertahan di tengah pandemi. Maka itu masyakarakat dan semua pelaku ekonomi harus memperoleh manfaat dari event tahunan ini. G-20 merupakan forum internasional yang dibentuk pada 1999. Bisa dibayangkan bahwa anggotanya merupakan negara-negara dengan ekonomi terbesar dunia, yaitu 80% produk dunia bruto, 75% perdagangan dunia dan 60% populasi dunia. Maka itu di setiap penyelenggaraan, pembahasan dalam pertemuan lebih fokus pada perekonomian dan keuangan global.
Secara umum gelaran Presidensi G-20 selama setahun, melalui berbagai pertemuan-pertemuannya, akan memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia. Rangkaian kegiatan yang mencapai kurang lebih 150 pertemuan dan digelar secara daring di Bali misalnya, akan menambah pundi-pundi daerah secara khusus karena akan banyak pengunjung yang berdatangan.
Sebanyak 20.988 delegasi akan datang ke Indonesia bersama staf atau anggota keluarga. Jumlah ini dinilai dapat berlipat menjadi 41.976–83.952 potensi orang hadir ke Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah pertemuan pada akhir 2021 menyatakan keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp7,6 triliun jika menggunakan kurs Rp14 ribu per US$1 terhadap produk domestik bruto (PDB). Konsumsi domestik juga dikatakan berpotensi naik hingga sebesar Rp1,7 triliun. Sisi lainnya, gelaran G-20 juga mendorong geliat sektor tenaga kerja. Diperkirakan sekitar 33 ribu lapangan pekerjaan terbuka, khususnya untuk mendukung event ini.
Hitung-hitungan ini terasa menggairahkan banyak sektor ekonomi dalam negeri. Termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Apalagi adanya dukungan fasilitas perpajakan khusus bagi pelaku sektor ini, setelah pemerintah dan DPR RI mengesahkan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang UU HPP memberikan kemudahan dalam hal pendaftaran nomor pokok wajib pajak (NPWP), yakni nomor induk kependudukan (NIK) menjadi NPWP. Keadilan dan pembelaan kepada UMKM terlihat dari ketentuan peredaran bruto tidak kena pajak (PBTKP) sebesar Rp500 juta setahun. Ketentuan ini mulai berlaku 1 Januari 2022. Artinya, adanya PBTKP ini UMKM mendapat keringanan pajak, yakni atas peredaran bruto sebesar Rp500 juta setahun tidak dikenakan pajak penghasilan (PPh) final sebesar 0,5%.
Fasilitas ini jelas berpihak kepada UMKM, yaitu mereka dengan omset rata-rata sebulan di bawah Rp41 juta tidak terutang PPh final 0,5%. Begitu juga saat pengenaan PPh final 0,5%, yakni setelah tercapai omset bruto Rp500 juta dalam satu tahun. Selama peredaran usahanya belum mencapai angka ini, maka PPh final 0,5% masih dianggap nihil.
Sederhananya, UMKM hanya membayar pajak pertambahan nilai (PPN) final dengan tarif 1%, 2%, dan 3% dari peredarannya. Jadi beban UMKM akan lebih ringan karena tidak perlu membayar PPN dengan tarif normal pada 2022 sebesar 11%, saat seluruh rangkaian Presidensi G-20 berlangsung.
Patut kita nanti usai event Internasional ini berakhir, seberapa nyaring gemericik pundi-pundi UMKM yang notabene menjadi representasi perekonomian masyarakat. Jika suaranya nyaring, tentu gelaran-gelaran internasional di mana Indonesia tampil sebagai tuan rumah, wajib didukung dan disukseskan bersama.
Peserta Bimbingan Teknik Penulisan Siaran Pers Ditjen IKP Kominfo
Pada pertemuan sebelumnya pekan lalu para Menteri Luar Negeri G20, juga gagal menghasilkan kesepakatan lantaran perbedaan sikap terkait kondisi geopolitik.
MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi membeberkan kisah sukses Indonesia saat menjadi Presiden G20 2022 dan Ketua ASEAN 2023. Keberhasilan itu bukan hal yang mudah untuk diraih,
Acara ini merupakan pengakuan penting terhadap upaya kolaboratif antara FAO, Kemtan, dan Universitas IPB dalam menghadapi tantangan unik yang dihadirkan oleh pandemi.
Dalam mendorong pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 tersebut perlu dilakukan penguatan sejumlah strategi seperti pemanfaatan momentum bonus demografi melalui penciptaan generasi unggul.
BADAN Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama akan menggelar Forum Halal World di Jakarta pada 18-19 November 2023 dengan mengundang 118 lembaga halal dari 41 negara.
Arif Hidayat berharap seluruh negara Anggota G20 berkomitmen melanjutkan pencapaian Presidensi India selama G20 2023.
Hilirisasi industri kakao di Indonesia terus dipacu melalui strategi klasterisasi UMKM yang difokuskan pada penciptaan ekosistem agribisnis inklusif dari hulu ke hilir,
Asisten Deputi Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro Kementerian UMKM Ari Anindya Hartika menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
Dengan mengikuti program, pelaku UMKM dibina untuk mendapatkan tiga sertifikat, yakni Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat izin pangan industri rumah tangga (PIRT), dan Sertifikasi Halal.
Kebijakan pembatasan konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 memicu kekhawatiran luas.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik, menegaskan upaya ini menjadi langkah konkret perluasan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Salah satu yang memanen berkah FORNAS VIII 2025 NTB yaitu sektor UMKM. Pengusaha oleh-oleh turut mendapat berkah dari event tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved