Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Tantangan Duet Menkes-Wamenkes

Ari Fahrial Syam, Akademisi dan Praktisi Kesehatan
23/12/2020 23:32
Tantangan Duet Menkes-Wamenkes
Akademisi dan Praktisi kesehatan Ari Fahrial Syam(Dok: Pribadi)

LATAR belakang seorang Menteri Kesehatan baik dokter ataupun bukan tidak lah menjadi persoalan. Yang terpenting, sang pemimpin bisa menjadi komandan yang baik dan amanah untuk Kementerian Kesehatan.

Di sisi lain, keberadaan wakil Menkes yang merupakan seorang akademisi dan praktisi klinis bisa memberi warna untuk kepemimpinan Kementerian Kesehatan, khususnya untuk mengatasi penyakit tidak menular dan upaya-upaya pencegahan penyakit.

Pandemi Covid-19

Secara khusus, bicara tentang penanganan pandemi covid-19 salah satu upayanya dengan meningkatkan jumlah tes PCR secara nasional, mempercepat datangnya vaksin covid-19 yang efikasinya tinggi, mendukung penuh proyek vaksin merah putih, mendukung untuk obat modern asli Indonesia (OMAI) khususnya sebagai suplemen mencegah covid-19 dan memberikan perlindungan untuk tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanggulangan covid-19.

Perlindungan yang dimaksud bukan saja alat pelindung diri yang lengkap, tetapi juga insentif yang memadai agar mereka tetap bisa fit bekerja. Pun dengan pemeriksaan swab baik antigen maupun PCR gratis diberikan secara rutin kepada tenaga kesehatan.

Kini, Kemenkes pun perlu segera mengajak semua stakeholders baik di tingkat pusat maupun daerah untuk berkoordinasi. Perlu juga merangkul organisasi profesi kedokteran dan kesehatan serta institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan yang memproduksi tenaga medis dan tenaga kesehatan.

Efisiensi Pembiayaan Kesehatan

Selain itu, hal utama yang harus menjadi perhatian adalah pembiayaan kesehatan, distribusi tenaga kesehatan, penelitian kesehatan inovatif yang bertujuan untuk efisiensi pembiayaan kesehatan serta upaya pencegahan penyakit. 

Efisiensi pembiayaan kesehatan diperlukan karena masalahnya terjadi dari hulu sampai hilir. Ini lah keahlian Pak Menkes yang pernah memimpin beberapa perusahaan BUMN dan mantan wakil Menteri BUMN untuk mengatasi masalah inefisiensi dalam pembiayaan kesehatan.

Soal riset kesehatan inovatif pun harus didukung terutama yang dilakukan oleh lembaga penelitian atau institusi pendidikan agar bisa menghasilkan produk murah untuk dapat digunakan masyarakat kita.

Secara nasional, harus ada upaya kemandirian untuk pembuatan obat, vaksin dan alat kesehatan yang memang di produksi dalam negeri. Hal ini harus lebih dipercepat dalam era pandemi. 

Saat ini, sudah terbukti bahwa para peneliti dari lembaga penelitian, institusi pendidikan dan industri telah menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dalam mengatasi pandemi covid-19 ini, misalnya ventilator, robot, rapid diagnostic kit, baik rapid test antibodi maupun rapid test antigen, genose dan juga pengembangan vaksin. Ya, puluhan produk inovatif dihasilkan dalam masa pandemi ini.

Edukasi Protokol Kesehatan

Pekerjaan rumah pemerintah lainnya yakni mengedukasi masyarakat agar dapat menjalankan protokol kesehatan. Berbagai pengalaman libur panjang diikuti dengan peningkatan jumlah kasus hingga menembus beberapa angka psikologis seperti 40.000, 100.000, dan 200.000.

Selain itu, informasi dari Tim Sinergi Mahadata UI dengan Facebook bahwa setelah libur panjang terjadi peningkatan kasus lebih dari 50% terutama saat libur Idul fitri dan hari kemerdekaan. Apalagi begitu banyak hoaks beredar yang menghambat upaya-upaya untuk mengatasi pandemi global ini.

Perlu adanya tokoh atau juru bicara sebagai wakil Kementerian Kesehatan yang bisa mengomunikasikan pesan-pesan kepada publik mengenai langkah yang akan dilakukan. Terus terang, selama ini sepertinya Kemenkes lebih banyak bungkam

Sementara, Menteri Kesehatan adalah orang yang paling bertanggung jawab agar bangsa ini tidak terpuruk dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, baik permasalahan kesehatan sebelum covid-19 maupun selama dan pasca-covid-19. 

Bukan hanya itu, angka kematian anak dan ibu masih tinggi. Begitu juga angka stunting. Berbagai penyakit infeksi antara lain HIV dan TBC, kita masih termasuk kelompok negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia. Bahkan angka kekebalan terhadap obat TBC (multiple drug resistance/MDR TB) juga sudah banyak terjadi. Kondisi mengatasi masalah ini akan sangat terganggu di masa pandemi ini.

Harapan untuk Indonesia yang lebih sehat selalu ada dan rasanya profesi kedokteran beserta institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan harus menyambut kedatangan Menteri Kesehatan dan Wakil Menteri Kesehatan baru serta siap mendukung untuk bersama-sama mengatasi pandemi ini dan mengejar ketertinggalan dalam hal pembangunan kesehatan.

Dukungan Kemenkes terhadap pembangunan tenaga profesional akan membuat para tenaga kesehatan menjadi tuan rumah untuk masyarakatnya di era globalisasi, khususnya setelah pandemi ini usai.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik