Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PANDEMI covid-19 telah menciptakan kebutuhan dan perlunya menjaga jarak dalam interaksi sosial (social distancing), karantina, dan isolasi sehingga setiap individu yang rentan tidak akan terkena virus. Upaya tersebut dilakukan—salah satunya—dengan tujuan agar sistem perawatan kesehatan tidak kewalahan akibat meningkatnya jumlah pasien yang harus dilayani.
Masyarakat seyogianya memahami manfaat dari mengupayakan kurva landai (flattening the curve), sebuah pendekatan yang digunakan untuk menghambat dan/atau menghentikan lajunya penyebaran covid-19. Model ini menghendaki agar setiap individu dapat melakukan tanggung jawab/bagiannya guna memperlambat penyebaran virus. Keinginan untuk mewujudkan flattening the curve menjadi salah satu alasan utama kebijakan pemerintah untuk meminta siswa belajar dari rumah (BDR), sehingga kesempatan mereka untuk dapat berkumpul dalam bentuk kerumunan dapat dicegah, dan karena itu peluang penyebaran covid-19 bisa dihambat.
Keluhan masyarakat
Dalam keadaan normal, pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sama tujuan dan kualitasnya. Yang membedakan mungkin hanya sarana pendukung yang digunakan. Pada keadaan darurat, ketika masyarakat (termasuk siswa dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda sebab belajar tidak lagi bisa dianggap sebagai business as usual. Walaupun demikian, kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat penyebaran virus—dalam praktiknya tetap harus mengacu pada kurikulum nasional yang digunakan.
Kesiapan guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus meningkat kualitasnya. Namun, muatan pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan siswa dapat lebih terlibat (engaged) dalam proses pembelajaran. Daya dukung teknologi juga perlu terus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan perusahaan-perusahaan penyedia konten (content provider).
Kekurangsiapan guru dan manajemen sekolah serta minimnya deliberasi yang disebabkan terbatasnya waktu persiapan yang diberikan, menyebabkan kebijakan BDR menuai kritikan/keluhan dari sebagian masyarakat (baca: orangtua siswa). Sebagian masyarakat mengeluhkan BDR, sebagai kegiatan memindahkan aktivitas kelas dari sekolah ke rumah dengan beban/tugas yang bahkan lebih banyak. Selain itu, beberapa sekolah juga tetap melakukan kegiatan penilaian untuk kepentingan rapor kenaikan kelas pada kelas-kelas rendah. Adapun siswa pada kelas akhir tetap dibayangi dengan ujian kelulusan/UNBK. Ujian akhir/UNBK sepertinya hanya akan ditunda penyelenggaraan dan bukan dihentikan. Siswa dihadapkan pada kecemasan yang berganda; wabah covid-19 dan tugas-tugas/ujian akhir sekolah/UNBK.
Pendekatan BDR yang digunakan sekarang menyebabkan siswa (dan mungkin juga guru), kehilangan kesempatan untuk memahami dan mengerti dengan lebih dalam kejadian yang sedang dihadapi masyarakat dan bangsa saat ini. Mereka akan kehilangan momen penting untuk berefleksi guna menumbuhkan sikap solidaritas sosial, peduli, empati, dan peluang untuk memikirkan kontribusi yang dapat diberikan untuk membantu lingkungan masyarakat di masa sulit ini.
Dalam kondisi darurat ini, kemasan muatan pembelajaran BDR, seharusnya akan sarat dengan penguatan literasi dan karakter. Konten diajarkan, selain untuk mengembangkan pengetahuan siswa (rote learning), juga digunakan sebagai medium dalam menumbuhkan dan memperkuat kemampuan literasi dan karakter.
Sebagai sebuah aktivitas pembelajaran formal, penilaian tetap harus dilakukan. Namun, penilaian BDR dilakukan bukan untuk menentukan standar pencapaian (attainment level) atau kepentingan nilai (assigning grade) semata. Penilaian dalam BDR dilakukan mestinya dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat menemukan cara belajar yang lebih baik bagi dirinya pada setiap subjek yang dipelajari/diajarkan. Penilaian semacam ini disebut dengan penilaian formatif, yakni skor/nilai hasil sebuah aktivitas penilaian bukanlah standar pencapaian ataupun tujuan proses pembelajaran. Karena jika kita menggunakannya sebagai tujuan proses pembelajaran, nilai sesungguhnya yang merupakan ukuran dari status pembelajaran akan hilang dan justru mendistorsi proses pembelajaran yang diharapkan (Rogertitcombe: 2015).
Untuk tujuan ini, berbagai metode penilaian bisa digunakan, baik berupa penilaian proyek, penilaian portofolio, extended essays, dan bentuk penilaian lainnya yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
Teknologi pembelajaran
Pengalaman pengelolaan pendidikan dalam kondisi darurat sekarang ini, hendaknya dapat menumbuhkan kesadaran kolektif kita sebagai bangsa akan pentingnya teknologi pembelajaran guna mewujudkan pendidikan bermutu dan berkeadilan. Konsep cyber schools dan/atau blended learning, termasuk penilaian disruptif (disruptive assessments), yang sudah banyak digunakan pada sejumlah sekolah/perguruan tinggi di mancanegara, hendaknya dijadikan kajian serius, konsisten, dan terukur oleh para pengendali kebijakan pendidikan pada tingkat nasional dan daerah.
Kenyataan, beberapa akademisi akan memiliki kesempatan untuk secara kritis terlibat dalam teori, penalaran pedagogis dan desain pembelajaran yang terkait dengan pendidikan daring dan jarak jauh ini. Sementara itu, guru juga sudah perlu untuk melakukan perbaikan dengan cepat sehingga tak lagi gagap dan memungkinkan pembelajaran daring dan jarak jauh dapat berjalan sebagaimana layaknya.
Menyelenggarakan pendidikan daring dalam banyak kasus masih berupa kuliah atau seminar, dengan melibatkan kelompok-kelompok besar individu, semua menghadiri ruang yang sama, pada saat yang sama, tetapi mereka tidak serta-merta terlibat satu sama lain. Pengajaran yang lebih baik melibatkan penilaian formatif, dan ini tidak harus ditandai dengan kerja keras. Teknik mempertanyakan, baik sinkron dalam hal streaming jarak jauh maupun asinkron dalam fasilitasi berbasis teks, yang memberikan bukti kepada guru/dosen untuk merespons dan menunjukkan arah pembelajaran bisa jauh lebih berharga. Pembelajaran selanjutnya melibatkan siswa berkomunikasi satu sama lain, dengan kegiatan terstruktur antara mode transmisi, kolaborasi dan aplikasi. Ini semua bisa terjadi menggunakan teknologi yang tersedia sekarang dengan platform live-casting, dokumen kolaboratif, ruang dan aplikasi bersama (Matt Cornock: 2020).
Keadaan terkini dari teknologi informasi dan komunikasi tidak secara otomatis menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan berkualitas. Untuk membenarkan penggunaannya di kelas, mereka perlu menambahkan nilai dalam bentuk pada peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa. Wallahu a’lam.w
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Pelatih timnas Portugal Fernando Santos pun memanggil bek Lille Tiago Djalo untuk menggantikan posisi Pepe.
Bayern melaporkan kedua pemain itu saat ini melakukan isolasi mandiri di lokasi masing-masing dengan Hernandez tengah berada di Maladewa.
Torres baru bergabung dengan Barcelona dari Manchester City pada pekan lalu dan diperkenalkan di Camp Nou beberapa jam sebelum dinyatakan positif covid-19.
"Real Madrid mengumumkan bahwa Marco Asensio, Gareth Bale, Andriy Lunin, dan Rodrygo, serta asisten pelatih Davide Ancelotti positif covid-19."
Di awal pandemi, Ratu mengungsi ke Istana Windsor, di barat Inggris, bersama suaminya Pangeran Philip.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved