Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
BENING bola matamu
Berbalut seribu tetes air mata
Adalah sejuta kata dalam kebisuan
Karena engkau mencinta
Kematian
Kehilangan
Abadi selalu
Jika engkau menghapus pedih
Tanpa jerit perpisahan
Dan meluruhkan butir-butir duka
Itu pertanda merekat cinta
Yang telah lama terjalin
Dan kini saatnya mesti dipisahkan
Engkau telah tunjukkan jalan cinta
Dari ayunan langkah pertama
Hingga sampai pada batas terakhir
Menulis petuah-petuah
Bahwa cinta mesti sampai juga
Pada batas yang tak bisa diramalkan
Kesetiaan pada bejana perkawinan
Adalah suluh yang pantas digenggam
Bagi generasi yang meretas jalan
Membangun mahligai cinta
Jika engkau meneteskan air mata
Aku tahu engkau telah mengajar
Tentang apa artinya kesetiaan itu
Denpasar 1 Juni 2019
Kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Baca juga: Ramadan yang Ternoda
Pertanyaan yang menyentak bukanlah apakah mungkin membubarkan lembaga DPR di alam demokrasi, melainkan mengapa anggota DPR minta tunjangan rumah Rp50 juta per bulan.
Bukan sekadar posisi singkat di atas podium, Indonesia membutuhkan skor konsistensi, seberapa tahan sebuah daerah mempertahankan perbaikan dalam jangka panjang.
Dengan critical thinking yang dibarengi etika, anak belajar melihat bahwa teknologi bukan wilayah netral
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Hasan mengemukakan pemerintah tak pernah mempermasalahkan tulisan opini selama ini. Hasan menyebut pemerintah tak pernah mengkomplain tulisan opini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved