Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PETENIS Aryna Sabalenka memotret bekas bola yang diperdebatkan saat pertandingan perempat finalnya melawan Elise Mertens di Stuttgart Terbuka. Petenis peringkat satu dunia itu tidak setuju dengan keputusan “out” atas pukulannya ketika ia berada dalam posisi break point melawan Mertens.
Pada pergantian gim, saat Sabalenka tertinggal 3-4, petenis asal Belarusia itu meminta wasit Miriam Bley untuk memeriksa bekas bola, sebelum ia sendiri berjalan melihatnya.
Ia kemudian memotret bekas tersebut menggunakan ponsel milik anggota timnya. Sebelum akhirnya mendapat peringatan dari Bley karena dianggap melakukan tindakan tidak sportif.
Namun insiden tersebut tak mengganggu fokus Sabalenka. Ia langsung membalas dengan break dan melanjutkan pertandingan hingga menang dengan skor 6-4, 6-1.
Sabalenka berjabat tangan dengan Bley usai pertandingan. “Saat saya berjabat tangan dengannya, tatapannya sangat menarik dan jabatannya sangat kuat. Belum pernah saya alami sebelumnya,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah ia membalas jabat tangan itu dengan tekanan yang sama, Sabalenka menjawab, “Tidak, tidak apa-apa. Kenapa saya harus main permainan seperti itu dengan orang seperti dia? Gak apa-apa kok.”
Sabalenka selanjutnya akan menghadapi Jasmine Paolini untuk memperebutkan satu tempat di final, Senin, setelah petenis Italia itu mengalahkan Coco Gauff dengan skor 6-4, 6-3.
Sebelumnya, Jelena Ostapenko melanjutkan dominasinya atas Iga Swiatek dengan menang 6-3, 3-6, 6-2, memperpanjang rekor tak terkalahkan melawan petenis asal Polandia itu menjadi enam pertandingan.
Ostapenko menjadi pemain pertama yang mampu mengalahkan Swiatek, juara lima gelar Grand Slam, di semua jenis permukaan. Swiatek kerap kesulitan menghadapi pukulan keras Ostapenko yang cepat dan membuat forehand-nya kewalahan hingga menghasilkan banyak kesalahan.
Padahal, Swiatek datang ke Stuttgart dengan rekor 11-1 dan pernah menjuarai turnamen ini pada 2022 dan 2023, namun ia tetap tidak mampu menahan serangan Ostapenko.
Ostapenko mencatatkan 29 winner, berbanding 17 milik Swiatek. Delapan double fault juga memperparah kondisi Swiatek, sementara Ostapenko terus menekan servis kedua lawannya.
Ostapenko mematahkan servis Swiatek tiga kali untuk merebut set pertama, namun tampil kurang konsisten di set kedua, sehingga Swiatek berhasil menyamakan kedudukan.
Namun di set penentuan, Ostapenko mendominasi dengan merebut 12 dari 15 poin pertama, dan akhirnya mengunci kemenangan setelah pukulan forehand Swiatek terlalu panjang.
“Iga adalah pemain hebat di lapangan tanah liat, tapi saya juga pernah menang di Prancis Terbuka, jadi saya bisa mengatakan hal yang sama tentang diri saya,” kata petenis berusia 27 tahun itu.
“Saya sangat menghormati dia dan timnya, tapi setiap kali saya bertanding melawannya, itu selalu jadi pertarungan, dan saya siap untuk itu.”
Ostapenko akan menghadapi semifinal melawan petenis Rusia, Ekaterina Alexandrova, yang sebelumnya menyingkirkan unggulan ketiga Jessica Pegula dengan skor 6-0, 6-4. (BBC/Z-2)
Sabalenka, yang merupakan juara Australia Terbuka mengalahkan lawannya, yang berperingkat 12 dunia, 6-2 dan 6-3 dalam tempo 75 menit.
Di Stuttgart Terbuka kali ini, Aryna Sabalenka datang dengan status juara Grand Slam dua kali usai berhasil mempertahankan gelar di Australia Terbuka tanpa kehilangan satu set pun.
Berpasangan dengan petenis Amerika Serikat (AS) Asia Muhammad, Aldila menelan kekalahan dalam debut mereka sebagai pasangan baru.
Setelah mendapat bye di putaran pertama, Iga Swiatek akan memulai kiprahnya di Stuttgart Terbuka melawan pemenang laga antara Elise Mertens dan Tatjana Maria.
Juara AS Terbuka Coco Gauff butuh waktu 2 jam dan 27 menit untuk mengalahkan Sachia Vickery yang berperingkat 134 dunia.
Kemenangan atas Mertens itu merupakan kemenangan kesembilan Swiatek dari sembilan laga di turnamen pemanasan menjelang Prancis Terbuka itu.
Petenis berusia 18 tahun itu mencapai babak delapan besar di Rolland Garros untuk kedua kalinya secara beruntun setelah menang 6-4 dan 6-0 atas petenis Belgia Elise Mertens, Minggu (29/5).
Ganda putri Taiwan-Belgia itu menyelamatkan match poin dalam perjalanan menang 3-6, 7-5, dan 9-7 di Centre Court.
Ganda putri asal Rep Ceko itu mengungguli permainan pasangan unggulan ketiga Hsieh Su-wei/Elise Mertens dalam dua set langsung 6-3 dan 6-4.
Petenis peringkat kedua asal Tunisia, yang merupakan satu-satunya unggulan sektor putri yang masih tersisa itu, tampil mengesankan selama pekan pertama Wimbledon.
Rybakina berpeluang meraih Sunshine Double setelah dia sebelumnya menjadi juara di Indian Wells Masters.
Coco Gauff harus bekerja keras mengatasi Elise Mertens dari Belgia dengan skor 3-6, 6-3, 6-0.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved