Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
LIFTER Indonesia Rahmat Erwin Abdullah meraih gelar juara dunia keduanya, diikuti Rizki Juniansyah, yang membawa pulang medali perak pada persaingan kelas 73 kg di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia, Sabtu (10/12).
Di kejuaraan yang merupakan salah satu ajang perebutan poin menuju Olimpiade Paris 2024 itu, Rahmat, yang memulai persaingan di Grup B, berhasil melampaui total angkatan para pesaingnya dari Grup A.
Peraih perunggu Olimpiade Tokyo itu mempertahankan gelar juara dunia yang diraih pada 2021 setelah mencatatkan angkatan total 352 kg (152 kg snatch dan 200 kg clean and jerk).
Baca juga: Rahmat Erwin Pecahkan Rekor Dunia di Kejuaraan Dunia 2022
Hasil clean and jerk yang diukir Rahmat di Bogota itu juga menjadi rekor dunia baru, memecahkan rekor dunia sebelumnya yang dipegang lifter Tiongkok Shi Zhiyong sejak Kejuaraan Dunia 2019 dengan angkatan 197 kg.
Catatan tersebut sekaligus mempertajam catatan sebelumnya ketika pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan, Rahmat membawa pulang medali emas setelah meraih total angkatan 343 kg (snatch 151 kg dan clean and jerk 192 kg).
Sementara itu, Rizki Juniansyah, yang memulai persaingan di Grup A, meraih satu medali emas untuk kategori snatch dan dua perak pada clean and jerk dan total angkatan.
Rizky mencatatkan total angkatan 347 kg, dengan snatch 155 kg dan clean and jerk 192 kg. Dia sempat berusaha memecahkan rekor dunia junior snatch 158 kg pada kesempatan ketiga, namun gagal.
Medali perunggu kelas 73 kg diraih lifter Kazakhstan Alexey Churkin, yang membukukan total angkatan 343 kg (153 kg snatch dan 190 kg clean and jerk).
Pelatih angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan sengaja melakukan strategi agar kedua lifter Indonesia itu tidak bertarung di grup yang sama.
"Agar mereka menikmati karena pertarungan grup terpisah waktunya sehingga keduanya bisa bertarung dengan aman. Akhirnya mereka mampu meraih yang terbaik. Saya berharap mereka ke depannya tetap konsisten dan mampu lolos ke Olimpiade 2024," kata Dirdja melalui pesan tertulis kepada media di Jakarta, Sabtu (10/12).
"Target di Kejuaraan Dunia ini adalah mencari total angkatan, jadi fokus di sini adalah total angkatan karena itu menentukan poinnya (Poin Olimpiade)."
Raihan itu didapat Eko pada perlombaan kelas 61 kg putra di Bogota, Kolombia, Kamis (8/12).
Eko, yang kini berusia 33 tahun, meraih dua medali perak dan satu medali perunggu di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia.
Tampil di Grup B, Rahmat Erwin menjadi kuda hitam setelah mengangkat beban seberat 200 kg pada angkatan clean and jerk.
Mereka adalah Rahmat Erwin Abdullah, Rizki Juniansyah, dan Eko Yuli Irawan, yang tergabung dalam kloter pertama kepulangan Tim Angkat Besi Indonesia.
Rahmat yang baru pertama kali tampil di Olimpiade, menghadapi dengan persaingan di kelas 73 kg yang sangat ketat.
Rahmat tampil terbaik di Grup B usai membuat total angkatan 342 kg dengan rincian snatch 152 kg dan 190 kg clean & jerk.
Rahmat Erwin Abdullah meraih medali perunggu di Olimpiade 2020.
Ketua KONI Sulsel, Ellong Tjandra, mengatakan banyak orang yang sayang dan bangga dengan keberhasilan Rahmat Erwin, yang mampu menyumbangkan medali perunggu ke Indonesia.
Pulang dengan perolehan sekeping medali emas dari Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan dua perunggu dari Anthony Sinisuka Ginting dan Rahmat Erwin Abdullah.
PERAIH medali perunggu cabang angkat besi Olimpiade Tokyo 2020, Rahmat Erwin Abdullah, kembali diguyur bonus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved