Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENTERI Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali berharap lifter-lifter muda Indonesia bisa mencontoh Eko Yuli Irawan, yang mempunyai kegigihan dan semangat tinggi meski usianya terbilang sudah tidak lagi muda.
Hal tersebut disampaikan Zainudin menanggapi hasil yang diukir Eko di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia. Eko, yang kini berusia 33 tahun, meraih dua medali perak dan satu medali perunggu dalam kejuaraan yang merupakan salah satu ajang perebutan poin kualifikasi menuju Olimpiade Paris 2024 itu.
Itu menjadi penampilan kesepuluh Eko dalam ajang kejuaraan dunia senior sejak pertama kali tampil pada edisi 2006 silam.
Baca juga: PABSI Beri Kesempatan Eko Yuli Gabung dengan Pelatnas
Dari sepuluh penampilan tersebut, Eko telah membawa pulang tujuh medali, termasuk satu medali emas pada Kejuaraan Dunia 2018 di Ashgabat.
"Eko berhasil membuktikan bahwa dengan perjuangan dan semangat yang tinggi bisa menjadi modal untuk bisa lolos ke Olimpiade. Dengan hasil ini, saya harap Eko akan mewakili Indonesia di Olimpiade 2024. Saya harap Eko sebagai lifter senior menjadi contoh bagi para atlet muda, khususnya angkat besi Tanah Air," tutur Zainudin dalam siaran pers, Kamis (8/12).
Bersaing di kelas 61 kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kamis (8/12), Eko membukukan total angkatan 300 kg (165kg clean and jerk dan snatch 135 kg). Dengan catatan tersebut, dia berhak atas dua medali perak untuk total angkatan dan clean and jerk serta perunggu untuk angkatan snatch.
Meski meraih perak, total angkatan Eko itu masih kalah jauh dibandingkan angkatan total lifter Tiongkok Li Fabin. Li mendominasi semua kategori angkatan setelah membukukan total 312 kg (175 kg clean and jerk dan snatch 137 kg).
Li bahkan membuat rekor dunia baru pada kategori clean and jerk yang sebelumnya dipegang Eko. Li memperbarui rekor dunia clean and jerk dari yang semula 174 kg menjadi 175 kg.
Menpora Zainudin berharap lifter lain bisa mengikuti jejak Eko untuk terus berjuang gigih dan tak patah semangat agar bisa terus bersaing mengukir prestasi di berbagai kejuaraan internasional.
"Tentu saya berharap banyak atlet angkat besi Indonesia yang mengikuti jejak Eko Yuli Irawan karena angkat besi ini merupakan harapan kita untuk mendulang banyak medali seperti Olimpiade 2021 lalu," pungkas Zainudin. (Ant/OL-1)
"Target di Kejuaraan Dunia ini adalah mencari total angkatan, jadi fokus di sini adalah total angkatan karena itu menentukan poinnya (Poin Olimpiade)."
Raihan itu didapat Eko pada perlombaan kelas 61 kg putra di Bogota, Kolombia, Kamis (8/12).
Tampil di Grup B, Rahmat Erwin menjadi kuda hitam setelah mengangkat beban seberat 200 kg pada angkatan clean and jerk.
Peraih perunggu Olimpiade Tokyo itu mempertahankan gelar juara dunia yang diraih pada 2021 setelah mencatatkan angkatan total 352 kg (152 kg snatch dan 200 kg clean and jerk).
Mereka adalah Rahmat Erwin Abdullah, Rizki Juniansyah, dan Eko Yuli Irawan, yang tergabung dalam kloter pertama kepulangan Tim Angkat Besi Indonesia.
Lelaki berusia 32 tahun ini mengungkapkan, selama hidup, ia selalu berusaha menghindari sistem pembayaran kredit untuk berbagai keperluannya.
Eko Yuli berharap dapat merasakan sensai medali emas di Pris 2024.
Apabila berkaca pada bonus yang diterima di Rio 2016, Eko bakal diguyur bonus Rp2 miliar dari pemerintah pusat.
Lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas merupakan tanda kehormatan tertinggi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada seseorang yang dinilai berdedikasi dan berprestasi mengangkat nama Jatim
Eko Yuli hanya ingin memiliki piala yang bisa dibanggakan dan dipajangnya di rumah.
Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan dan Deni yang berjuang di ajang Oliimpiade Tokyo 2020 dan atlet paracycling Muhammad Fadli Imammudin yang berjuang di Paralimpiade 2020 Tokyo dapat apresiasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved