Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PERENANG Aflah Fadlan Prawira berhasil mendulang enam emas, tiga perak, dan satu perunggu untuk Jawa Barat pada Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Medali emas terakhir yang diraih perenang nasional itu berasal dari nomor 1.500 meter gaya bebas putra di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Kamis (14/10). Fadlan finis terdepan dengan membukukan 15 menit 44,84 detik.
Catatan waktu tersebut menjadi rekor baru PON atau lebih baik dari pencapaian Fadlan saat tampil pada PON 2016 di Jawa Barat dengan 16 menit 24,18 detik. Adapun pada PON Papua, Fadlan mengalahkan Reza Bayu Prasetyo yang juga berasal dari Jawa Barat dengan catatan waktu 15 menit 52,81 detik.
Wakil Jawa Timur Nanda Wahyu Jendro finis ketiga dengan 16 menit 43,09 detik. Dengan hasil ini, Fadlan pun secara keseluruhan membawa pulang enam medali emas dalam pesta olahraga terbesar di Tanah Air tersebut.
Sebelumnya, dia juga menjadi yang terbaik pada nomor 400 m gaya bebas, dan 200 m gaya ganti perorangan. Lalu nomor 400 m gaya ganti perorangan putra dan estafet 4×100 m gaya bebas. Selain di kolam renang, pria yang lahir pada 13 November 1997 itu juga meraih satu emas pada perairan terbuka 10 km putra.
Fadlan juga meraih tiga medali perak di PON Papua, masing-masing pada 200 m gaya bebas, 4×200 m estafet gaya bebas dan 4x100 m estafet gaya ganti putra. Kemudian satu perunggu dari nomor 200 m gaya kupu-kupu. Fadlan pun mengaku puas dengan pencapaian di PON Papua.
"Ada enam emas, tiga perak, dan satu perunggu. Secara penampilan sangat puas dari hasil, baik dari catatan waktu maupun raihan medali," ujar Fadlan.
Perolehan emas Fadlan menyamai pencapaian ketika turun di PON Jawa Barat. Hanya saya, kali ini medali perak lebih banyak dari sebelumnya. "Tentunya PON Papua ini akan menjadi tolok ukur saya untuk meningkatkan lagi pencapaian untuk level internasional seperti SEA Games dan Asian Games," pungkasnya. (OL-8)
Kasus itu diduga melibatkan oknum pejabat-pejabat di lingkungan Pemprov Papua langsung maupun tidak langsung.
Meskipun sudah melakukan upaya hukum, proses persidangan masih berlanjut tanpa tanda-tanda penyelesaian yang jelas.
Julita berharap agar penyelesaian kasus ini memiliki titik terang.
"Saya kira desertasi ini luar biasa untuk kebangkitan olahraga di Papua. Bahkan saya langsung tanyakan langkah konkretnya untuk ke depan."
utang Pemerintah kepada pihak ketiga yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah
Pesepak bola asal Merakuke, Papua, itu dikontrak selama tiga tahun dan menjadi pemain baru kelima Macan Kemayoran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved