Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Incar 8 Besar di Paragames Hangzhou 2022, NPCI Gelar Pelatnas di Solo

Widjajadi
08/10/2021 05:15
Incar 8 Besar di Paragames Hangzhou 2022, NPCI Gelar Pelatnas di Solo
Wakil Sekjen NPCI Rima Ferdianto(MI/Widjayadi)

KOMITE Paralimpiade Nasional Indonesia (NPCI), sejak 1 Oktober lalu hingga Oktober 2022, resmi menggelar dua pelatnas untuk 186 atlet paralimpiade di 10 cabang olahraga (cabor) di Solo, sebagai persiapan menuju Asian Paragames Hangzhou 2022, serta sasaran antara ASEAN Paragames Hanoi pada Juni 2022.

"Pelatnas di dua tempat di Solo sejak 1 Oktober untuk 10 cabor itu yang pasti sebagai fokus persiapan menuju Asian Paragames Hangzhou, Tiongkok, yang akan digelar pada Oktober 2022, dan juga untuk sasaran antara ASEAN Paragames, Juni 2022 ," ujar Wakil Sekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto di Solo, Kamis (7/10) malam di sela sela syukuran atas prestasi atlet NPC Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020.

ASEAN Paragames Hanoi 2022 hanya menjadi sasaran antara karena belum ada kepastian, meski dirinya sempat mendapatkan informasi dari Ketua NOC Filipina Abraham Tolentino, yang menyebutkan Vietnam jadi menggelar ASEAN Games Hanoi pada Mei 2022, sehingga dianalogkan Juni baru digelar pesta olahraga untuk atlet disabilitas di kawasan ASEAN.

Baca juga: Rasa Sakit di Masa Kecil, Jadi Hikmah bagi Putu Bayu, Atlet Peraih Emas di PON XX Papua

"Kalau ASEAN Games Hanoi jadi digelar Mei 2022, maka analognya, pada Juni, baru digelar ASEAN Paragames.Tapi digelar atau tidak, Hanoi hanya menjadi sasaran antara dan pelatnas untuk10 cabor yang diikutkan tetap dilaksanakan," katanya.

Indonesia, lanjut dia, yang ditargetkan masuk 8 besar di ajang Asian Paragames Hangzhou, akan mengikuti 13 dari 22 cabor yang bakal digelar. Namun, sejak pelatnas 1 Oktober lalu, baru 10 cabor yang dilaksanakan, yakni atletik, renang, badminton, tenis meja, angkat berat, panahan, goalball, catur, judo tunanetra, dan boccia.

Sedang 3 cabor lain yakni cycling (balap sepeda), shooting (menembak), dan lawn ball akan menyusul pada pelatnas tahun depan. 

Rima menambahkan, dari 186 atlet disabilitas yang mengikuti pelatnas di Solo, 23 di antaranya merupakan atlet grup elite yang baru saja sukses meraih prestasi di Paralimpiade Tokyo. 

Secara keseluruhan, jumlah atlet pelatnas akan bertambah, dari peraih medali emas di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas ) Papua yang akan berlangsung November mendatang.

"Jadi, persiapan pelatnas secara umum, ya setelah Perpanas nanti. Jumlah akan bertambah dari mereka yang meraih medali emas di cabang yang diikutkan di Hangzhou maupun sasaran antara Hanoi," tegas Rima.

Yang jelas, dalam Perparnas Papua nanti, atlet elite hanya boleh mengikuti satu nomor di kelas internasional. Mereka tidak boleh bertanding di kelas nasional. Tapi untuk cabang yang diikuti 23 atlet elite itu, boleh diikuti atlet nasional.

"Justru ini yang harus dibuktikan oleh pengurus NPC di daerah. Kalau atlet mereka bisa mengalahkan atlet elite, itu baru disebut hebat. Yang menang ini akan menjadi pelapis, untuk pelatnas," tutur Rima.

Pada bagian lain, ketika disinggung kenapa target Hangzhou diturunkan dari capaian 5 besar hasil Asian Paragames Jakarta pada 2018 lalu,  dia mengatakan, karena cabor yang pertandingkan berbeda.

"Target kita turunkan, menjadi peringat 8 sudah baik. Karena cabang yang dipertandingkan berbeda dengan yang di Jakarta. Apalagi cabor lawn ball sudah lama tidak dimainkan," pungkas dia. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya