Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
TIM Ineos, tahun ini, dianggap tidak sekuat biasanya dan akan kesulitan mengendalikan permainan di Tour de France. Hal itu dikatakan bos tim EF Pro Cycling Jonathan Vaughters, Rabu (2/9).
Tim asal Inggris itu, dulu bernama tim Sky, telah mendominasi Tour de France dalam satu dekade terakhir, memenangi tujuh dari delapan edisi terakhir dengan Chris Froome merebut titel klasemen umum sebanyak empat kali.
Di saat Froome dan juara 2018 Geraint Thomas tidak lagi dilibatkan oleh tim itu tahun ini, pembalap Kolombia Egan Bernal menjadi satu-satunya pemimpin di tim dan berusaha mempertahankan gelar yang ia raih tahun lalu.
Baca juga: Van Aert Menangi Etape Lima Tour de France
Dari empat etape pembuka, tampak para rider tim Ineos sering berada di dalam peleton dan jarang memimpin di depan.
Sebaliknya, tim Jumbo-Visma, tim dari favorit juara Primoz Roglic, yang lebih pro-aktif.
"Ineos keluar dari permainannya. Mereka tidak seperti di tahun-tahun sebelumnya," kata Vaughters dalam wawancara dengan Eurosport dan GCN.
"Akan menjadi balapan yang berat untuk mereka menangi. Jika Bernal menang, yang kemungkinan besar bisa ia lakukan karena saya kira dia akan
sangat kuat di pekan ketiga balapan, itu akan lebih sebagai kemenangan individu ketimbang tim," lanjutnya.
Di balik kemenangan tim Ineos atau dulu ketika bernama Sky ada bos mereka, Dave Brailsford dan Nicholas Portal. Namun, Portal yang merupakan sporting director meninggal dunia pada Maret lalu karena serangan jantung.
Brailsford mengatakan sebelum Tour jika Portal merupakan sosok yang tidak tergantikan.
Sementara Jumbo-Visma tampil sebagai penantang utama, Vaughters mengatakan mereka bisa burn out jika tidak berhati hati.
"Jumbo-Visma terlihat tampil lebih baik dan menunjukkan kekuatan mereka lebih awal," kata Vaughters. "Risikonya mereka bisa membakar diri mereka sendiri dalam 10 hari pertama dan tidak memiliki apa-apa lagi." (Ant/OL-1)
Pebalap asal Slovenia Tadej Pogacar kini telah mengoleksi empat gelar juara dalam enam partisipasinya di Tour de France, ditambah dua kali menjadi runner-up.
Tadej Pogacar finis di posisi keempat, namun ia tetap mengunci gelar juara umum Tour de France untuk keempat kalinya setelah sukses memimpin sejak awal lomba.
Tadej Pogacar berhasil mempertahankan keunggulan di etapi pegunungan terakhir di Tour de France.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Ben O'Connor finis dengan catatan waktu 5 jam, 3 menit 47 detik, atau unggul 1 menit 45 detik dari pemimpin klasemen umum Tour de France Tadej Pogacar.
Kemenangan ini merupakan kemenangan kedua bagi Jonathan Milan di Tour de France 2025, setelah sebelumnya ia memenangi etape kedelapan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved