Tunjang Prestasi Atlet, Penanganan Cedera Harus Tuntas dan Benar

Ghani Nurcahyadi
13/6/2020 00:15
Tunjang Prestasi Atlet, Penanganan Cedera Harus Tuntas dan Benar
Ilustrasi Cedera(AFP Photo)

CEDERA merupakan risiko yang bisa melanda atlet cabang olahraga apapun. Agar tidak menimbulkan dampak yang bisa merusak karir atlet, penanganannya harus benar dan tuntas. 

Penanganan cedera yang tidak tuntas dan berpotensi menimbulkan komplikasi merupakan satu dari tujuh kesalahan fatal dalam pembinaan atlet berprestasi. Penanganan cedera atlet yang tidak tuntas berpotensi menimbulkan komplikasi. 

“Misalnya ada atlet yang keseleo langsung dipijat, saya tidak menganjurkan begitu atlet keseleo langsung di pijat. Kita lakukan sesuai dengan teorinya, kita kompres es, kemudian hanya boleh dipijat di luar dari kawasan itu (yang keseleo) agar tidak terjadi perluasan luka,” ujar Pelatih sekaligus pakar kesehatan olahraga I Gusti Ngurah Putra Eka Santosa dalam webinar, Jumat (12/6). 

Selain penanganan cedera yang tidak benar dan tuntas, lanjut Eka, enam kesalahan fatal atlet lain yaitu latihan belum terprogram sesuai minat, bakat, postur dan kondisi kesehatan; dosis latihan yang belum sesuai dengan tahapan tumbuh kembang; pemberian nutrisi dan hidrasi yang kurang tepat; kekerasan psikologis selama pembinaan prestasi; pencarian bakat yang tidak berdasarkan profiling atlet; serta kompetisi belum sesuai dengan usia.

Baca juga : Kemenpora Terbitkan Protokol Olahraga Era Kenormalan Baru

Direktur Badan Layanan Umum Lembaga Pengelolaan Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kementerian Pemuda dan Olahraga Agus Hardja Santana mengatakan, pihaknya sudah memiliki Sentra Peningkatan Performa Olahraga Indonesia (SPPOI) Eminence, semacam klinik olahraga yang salah satu pelayanannya menangani cedera atlet. 

"SPPOI-Eminence ini ada di Menara Mandiri Jalan Sudirman. Kita melayani cedera atlet untuk semua cabang olahraga,” ujar Agus. 

Ia berharap kehadiran SPPOI-Eminence bisa memberikan kontribusi dalam penanganan cedera atlet yang benar dan tuntas sebagai bagian penting dalam pembinaan atlet berprestasi. 

“Mudah-mudahan atlet-atlet yang berpotensi tidak menjadi minder atau mengalami downgrade karena cedera, bahkan mereka bisa sembuh dan prima kembali,” pungkasnya. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya