Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

PBSI Keberatan atas Ketentuan Baru Kualifikasi Olimpiade Tokyo

Deden Muhamad Rojani
29/5/2020 13:42
PBSI Keberatan atas Ketentuan Baru Kualifikasi Olimpiade Tokyo
Logo Olimpiade(Fabrice COFFRINI / AFP)

BADMINTON World Federation (BWF) telah mengumumkan ketentuan terbaru mengenai kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dilangsungkan pada 23 Juli - 8 Agustus 2021. Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) merasa ada salah satu ketentuan yang tidak fair.

Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI Bambang Roedyanto menyoroti salah satu poin dalam aturan baru kualifikasi tersebut, yaitu soal pemain dari Tiongkok dan Hong Kong yang tahun ini tidak mendapat poin dari kejuaraan Badminton Asia Team Championships 2020 (BATC) di Manila, Filipina, pada Februari lalu, akan mendapat poin dari Badminton Asia Mixed Team Championships 2021 (BAMTC).

Hal ini dikarenakan absennnya kedua tim tersebut diakibatkan oleh peraturan pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19 dari pemerintah Filipina.

Tim Tiongkok dan Hong Kong akan mendapatkan poin dari BAMTC 2021. Kejuaraan beregu Asia setiap tahunnya memainkan format pertandingan yang berbeda. Di tahun genap, BATC menggunakan format sesuai dengan format Piala Thomas dan Uber karena kejuaraan tersebut juga dimainkan di tahun genap. Format yang digunakan di Piala Thomas dan Uber adalah di masing-masing tim putra dan putri memainkan pertandingan di lima nomor yang terdiri dari tiga pemain tunggal dan dua pasang ganda.

Sebaliknya, di tahun ganjil, yang dimainkan di BAMTC adalah format beregu campuran Piala Sudirman, terdiri dari satu wakil di tiap nomor yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Hal ini juga karena Piala Sudirman diperebutkan tiap tahun ganjil.

Jika tim Tiongkok dan Hong Kong mendapatkan poin dari BAMTC 2021, maka mereka juga akan mendapat poin untuk pemain ganda campuran. Sedangkan mereka yang bertanding di BATC 2020 tidak mendapat poin ini karena nomor ganda campuran tidak dimainkan di BAMTC 2020 mengingat format yang berlaku adalah format Piala Thomas dan Uber.

"Kalau pemberian poin untuk tim Tiongkok dan Hong Kong karena tidak ikut BATC 2020 itu tidak masalah, yang jadi perhatian adalah mereka akan dapat poin dari BAMTC 2021 yang ada nomor ganda campurannya. Ini menjadi tidak fair untuk negara-negara lain," katanya.

PBSI telah minta penjelasan dari BWF mengenai ketentuan baru kualifikasi Tokyo 2020, menurut PBSI, dari keterangan BWF tidak dijelaskan apakah poin ganda campurannya dihitung atau tidak, hanya ada statement akan mendapat poin dari BAMTC 2021 yang di dalamnya ada nomor ganda campuran.

“Makanya kami tidak mau ada salah pengertian dan masih menunggu jawaban dari BWF," tutur Roedy yang juga menjabat sebagai Ketua Event Committee Badminton Asia Confederation.

Roedy mengatakan hal ini menjadi perhatian karena penambahan poin di BAMTC 2021 akan berpengaruh dengan poin Race to Tokyo bagi pemain ganda campuran kedua negara tersebut, terutama Hong Kong yang memiliki wakil di peringkat sembilan Race to Tokyo yaitu Tang Chun Man/Tse Ying Suet.

Satu tingkat di atas Tang/Tse ada wakil Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja yang harus mempertahankan posisinya setidaknya di delapan besar agar bisa merebut tiket olimpiade bersama ganda campuran Indonesia yang kini posisinya sudah lebih aman di peringkat empat yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Dalam ketentuan baru tersebut, juga terdapat perubahan kualifikasi di Parlimpiade 2020 yang telah disetujui oleh International Paralympic Committee (IPC).

Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund, mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan ini diambil lewat proses yang cukup sulit serta komunikasi intensif bersama Komisi Atlet guna memastikan bahwa penyesuaian ketentuan olimpiade ini berlaku adil bagi semua atlet.

"Kami rasa ini adalah solusi terbaik dan adil, menjadi prioritas utama kami untuk menyelenggarakan turnamen-turnamen ini yang merupakan bagian dari penyesuaian kondisi bulutangkis setelah Covid-19 mulai mereda," ujar Lund seperti dikutip rilis resmi BWF.

"Walaupun kami sudah mulai melangsungkan turnamen di akhir 2020, namun kami memilih unntuk memulai kembali kualifikasi olimpiade pada tahun 2021," lanjut Lund. Ia menjelaskan bahwa di tahun ini BWF masih mempertimbangkan mengenai aturan pembatasan perjalanan di setiap negara peserta serta berbagai aturan lain yang merupakan dampak dari wabah Covid-19.

Berikut ketentuan baru kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020:

• Semua poin yang telah didapat atlet dari turnamen yang telah selesai pada masa kualifikasi olimpiade (sampai All England 2020) akan tetap masuk dalam poin Race to Tokyo.

• Turnamen-turnamen yang telah dijadwal ulang oleh BWF terhitung dari Agustus-Desember 2020, hasilnya tidak akan masuk ke perhitungan poin Race to Tokyo.

• Periode kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 akan dimulai lagi pada minggu pertama hingga minggu ke-17 di tahun 2021, hanya mencakup turnamen yang telah tertunda atau batal akibat dampak Covid-19 di tahun 2020, diantaranya: German Open, Swiss Open, Lingshui China Masters, Orleans Masters, India Open, Malaysia Open, Singapore Open serta kejuaraan kontinental individual (Badminton Asia Championships, European Championships dan sebagainya).

• Pemain dari Tiongkok dan Hong Kong yang tahun ini tidak mendapat poin dari kejuaraan Badminton Asia Team Championships 2020 (BATC) di Manila, Filipina, pada Februari lalu, akan mendapat poin dari Badminton Asia Mixed Team Championships 2021 (BAMTC). Hal ini dikarenakan absennnya kedua tim tersebut diakibatkan oleh peraturan pembatasan perjalanan akibat covid-19 dari pemerintah Filipina.

• Pemain dari Tiongkok dan Hong Kong yang tahun ini tidak mendapat poin dari kejuaraan Badminton Asia Team Championships 2020 (BATC) di Manila, Filipina, pada Februari lalu, akan mendapat poin dari Badminton Asia Mixed Team Championships 2021 (BAMTC). Hal ini dikarenakan absennnya kedua tim tersebut diakibatkan oleh peraturan pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19 dari pemerintah Filipina. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik