Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
TURNAMEN Wimbledon dibatalkan untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Pembatalan turnamen lapangan hijau Grand Slam di All England Club itu merupakan dampak dari wabah virus korona ang menimbulkan kekacauan lebih lanjut pada kalender olahraga global.
Sebelumnya, Prancis Terbuka secara kontroversial diubah jadwalnya sehingga semua event dibatalkan sampai 7 Juni.
Keputusan ini diharapkan dapat membendung penyebaran COVID-19 yang sudah menginfeksi sekitar 840.000 orang seluruh dunia dan sudah menewaskan sekitar 40.000 orang.
"Hancur," ucap Roger Federer, pengoleksi 20 gelar Grand Slam dalam media sosial miliknya.
Ketua All England Club Ian Hewitt mengatakan keputusan itu tidak diambil dengan mudah.
"Sangat membebani pikiran kami bahwa turnamen Kejuaraan tenis itu hanya terganggu sebelumnya oleh perang dunia. Tetapi, setelah mempertimbangkan semua skenario dengan seksama dan luas, kami percaya bahwa ini adalah ukuran dari krisis global, yang pada akhirnya merupakan keputusan yang tepat untuk membatalkan Kejuaraan tahun ini." ujar Ian.
Sementara, juara bertahan Simona Halep mengungkapkan kekecewaanya atas keputusan tersebut
"Sedih sekali mendengar @Wimbledon tidak akan terjadi tahun ini. Final tahun lalu akan selamanya menjadi salah satu hari paling bahagia dalam hidupku! Tapi kita akan melalui sesuatu yang lebih besar dari tenis dan Wimbledon akan kembali," ujarnya dalam akun Twitter pribadinya.
Sebelumnya penyelenggara menolak menggelar Grand Slam tanpa penonton dan menganggap penundaan hanya akan menciptakan masalah baru. (OL-8)
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
Pemberian berbagai bansos diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Saya beserta jajaran anggota DPRD DKI Jakarta turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulang ke Rahmatullah sahabat, rekan kerja kami Hj. Umi Kulsum."
Para peneliti melengkapi setiap relawan dengan pelacak kontak untuk merekam rute mereka di arena dan melacak jalur aerosol, partikel kecil yang dapat membawa virus.
Mensos Juliari berharap bantuan ini berdampak signifikan terhadap perputaran perekonomian lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved